Mohon tunggu...
Lilik Agus Purwanto
Lilik Agus Purwanto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

belajar, belajar, mari terus belajar follow twitter: @aguslilikID web: http://aguslilik.info

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengatasi Krisis Tidak Cukup “Hanya” Revolusi Mental

25 Agustus 2015   12:09 Diperbarui: 25 Agustus 2015   12:09 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemisahan antara kaum priyayi, kaum intelektual, kaum bangsawan, dan kaum rakyat jelata, adalah fenomena politik budaya yang berhasil dilakukan oleh penjajah yang hingga kini masih belum bisa dihapus dan telah mendarah daging. Kemunduran budaya inilah yang sejatinya ingin dirubah oleh Jokowi lewat revolusi mentalnya, kemudian dibangkitkan dan menjadi bangsa yang modern dan mampu berdiri secara sejajar dengan bangsa lain.

Kemampuan daya saing, dan karakter bangsa yang kuat, akan mampu mendorong bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju. Yang awalnya kita hanya menjadi sasaran pasar global, melalui perubahan mental diharapkan kita menjadi produsen dan mampu mengelola kekayaan sumberdaya alamnya secara mandiri dan tidak tergantung dengan bahan baku atau bahan setengah jadi dari bangsa lain.

Perlu Perhatian Serius

Kembali kepada pembahasan kita diawal. Untuk membawa masyarakat keluar dari situasi krisis yang tengah melanda kita saat ini, perlu komitmen dan perhatian pemerintah secara serius. Proyek-proyek infrastruktur yang tengah dikerjakan oleh pemerintah adalah sebuah proyek jangka panjang yang tidak akan berdampak secara signifikan dalam situasi satu atau dua bulan kedepan. Strategi-strategi penyelamatan ekonomi baik secara mikro dan makro penting untuk segera dilakukan. Langkah awal pemerintah dalam melakukan reshuffle kabinetnya diakui oleh banyak kalangan adalah stategi pemerintah untuk mengatasi krisis. Selain itu pula, pemerintah harus segera membentuk komite penyelamatan krisis. Komite ini bertugas secara marathon untuk mencari solusi dan membuat trobosan kebijakan.

Selain pembenahan dari sektor ekonomi, stabilitas keamanan dan politik penting untuk dijaga saat ini. Karena jika situasi politik dan ekonomi tidak dapat dikendalikan, maka keamanan pun akan menjadi ancaman. Jika tiga sisi tersebut sudah sulit untuk dikendalikan maka bukan tidak mungkin situasi krisis nasional akan benar-benar terjadi.

Kendati krisis ini hanya menimpa sektor financial, dan stabilitas pertumbuhan sebagaimana dikatakan oleh menteri keuangan masih pada situasi aman, namun bukan tidak mungkin akibat dari kepanikan masayrakat akan berlaku kebalikan. Pertumbuhan ekonomi yang saat ini belum terdampak signifikan ini harus dijaga dengan meyakinkan bahwa gejolak ini akan segera diatasi. Jika ketidakpastian dan pesimisme dunia usaha dalam melihat krisis financial terus terjadi maka akan mendorong prilaku dunia usaha berspekulasi melakukan penyelamatan dan membuat kebijakan yang merugikan bagi pertumbuhan ekonomi.

Harga-harga kebutuhan yang saat ini melonjak tajam, kemampuan daya beli masyarakat yang menurun drastis adalah pekerjaan utama pemerintah untuk segera diatasi. Dengan demikian, kekawatiran krisis ini akan meluas pada sektor-sektor yang lain akan bisa diatasi dengan baik. Hal terpenting adalah keseriusan semua elemen termasuk pemerintah dalam menerapkan kebijakan penanggulangan krisis, dunia usaha yang tidak buru-buru berspekulasi, dan kesiapan masyarakat yang tenang dalam menghadapi krisis yang semoga hanya sementara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun