Perkembangan ekonomi masyarakat melalui home industry belakangan ini sangat diperhatikan pemerintah dengan berbagai macam program UMKM, dan tak sungkan-sungkan pemerintah menggelontorkan uang melaui bantuan baik itu dana hibah maupun pinjaman.Â
Berbagai macam home industry menjamur di negeri ini, tetapi salah satu home industry yang unik yaitu home industry lensa, karena di daerah tersebut merupakan kelahiran tokoh pelopor optik Indonesia, jadi masyarakat di sekitar mendapatkan ilmu warisan yang dulunya pernah bekerja di pabrik lensa, yang merupakan pabrik lensa pertama di Indonesia.
Sesuai pengalaman yang saya tahu, tahun 1997 lensa yang ada di Indonesia adalah produk luar negeri entah itu buatan China, Jepang, Korea, Prancis, dan negara-negara pengimpor lainnya.Â
Sebetulnya di era tahun 1973 sudah berdiri pabrik lensa pertama di Indonesia yaitu pabrik lensa A Kasoem yang beralamat di Kp Bojong, Desa Neglasari Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, pendirinya A Kasoem (Atjoem Kasoem) dan lokasi pabrik itu merupakan kampung halamannya.
Pabrik lensa ini mengerjakan proses semi finish dengan bahan baku masih impor, para pekerjanya sebagian besar warga sekitar yang dididik dengan teknik khusus yang dipersiapkan menjadi tenaga ahli di bidangnya, walaupun tanpa pendidikan formal di bidang pembuatan lensa, karena pada waktu itu tidak ada sekolah tentang industri pembuatan lensa.Â
Atjoem Kasoem-lah yang langsung mendidiknya dengan berbekal ilmu yang beliau dapat dari pendidikannya di Jerman Barat pada waktu itu.
Hampir semua pegawai A.Kasoem mempunyai keterampilan yang mahir dalam proses pembuatan lensa. Ada dua faktor yang harus dikuasai dalam pembuatan lensa yaitu:
- Pengetahuan tentang menghitung kekuatan atau ukuran lensa seperti plus dan minus. Ilmu matematika dan fisika yang menjadi landasannya, karena ada proses penjumlahan dan pengurangan juga tentang index bias dan lain lain.Â
- Keterampilan tangan. Karena pada saat itu mesin mesinya masih sedikit dengan sistem operasi otomatis kebanyakan masih manual jadi para pegawainya dituntut untuk dapat mengoperasikannya beserta perawatan, perbaikan bahkan sampai merangkainya.
Ketika pabrik lensa A Kasoem mulai berhenti beroperasi sekitar tahun 1997 para pekerjanya pun mulai membuka usaha sendiri sendiri. Ada yang membuka usaha di bidang penjualan kaca mata dan ada juga yang membuka usahanya pada bidang pembuatan lensa.Â
Bagi yang melakukan kegiatan di bidang pembuatan lensa jenis lensa yang dibuat adalah lensa uji coba (trial lens set) yaitu alat untuk memeriksa mata. Mesin mesinnya dibuat sendiri dengan berbekal ilmu dari A Kasoem, dan bahan baku untuk lensa uji coba ini adalah limbah kaca, tapi tentunya sudah memenuhi standar kelayakan.
Proses pembuatan lensa ini cukup lama, karena mesinnya masih manual juga butuh ketelitian dalam penentuan ukuran, misalkan plus atau minus. Pada awalnya produksi pembuatan lensa ini lumayan lancar dan penjualan pun bagus, karena harga jual lebih murah dibanding produk impor, karena harganya lebih terjangkau bagi para pelaku usaha optik dengan modal kecil.
Seiring perubahan ekonomi dan kemajuan zaman, produksi lensa ini yang semuanya industri rumahan mengalami kepasifan dalam berproduksi seolah-olah jalan di tempat, ada beberapa beberapa hal yang menjadi penyebabnya yaitu: