Impulsif belanja online adalah perilaku di mana seseorang membuat pembelian tanpa pertimbangan yang matang, sering kali dipicu oleh faktor-faktor emosional atau penawaran promosi. Fenomena ini marak dalam era digital, tetapi memiliki beberapa dampak negatif:
Boros: Impulsif buying dapat menghabiskan uang dengan cepat dan membuat seseorang semakin boros. Hal ini dapat mengganggu perencanaan keuangan yang matang.
Kurangnya Pertimbangan: Pembelian impulsif seringkali dilakukan tanpa pertimbangan yang matang terkait kebutuhan atau nilai sebenarnya dari produk tersebut.
-
Pengaruh Promosi: Penawaran diskon besar dan promosi online dapat menjadi pemicu utama impulsif buying. Konsumen cenderung terjebak oleh penawaran yang terlalu menggiurkan.
Penggunaan Perangkat Mobile: Berbelanja online melalui perangkat mobile memungkinkan konsumen untuk berbelanja kapan saja dan di mana saja, yang dapat meningkatkan perilaku impulsif.
Kurangnya Literasi Keuangan: Kurangnya pemahaman tentang keuangan dapat membuat individu lebih rentan terhadap perilaku konsumtif.
RekomendasiÂ
Bagaimana kita dapat menghindari perangkap ini?
Pertama, pertimbangkan kembali setiap pembelian secara cermat. Tanyakan pada diri sendiri apakah barang tersebut benar-benar diperlukan atau hanya diinginkan. Buatlah daftar belanja yang terencana sebelumnya dan tetapkan anggaran.
Kedua, berikan diri waktu untuk mempertimbangkan pembelian. Tidak ada yang salah dengan meninggalkan keranjang belanjaan selama beberapa hari sebelum benar-benar membeli. Ini memberi waktu untuk memikirkan apakah benar-benar membutuhkannya.
Ketiga, batasi aksesibilitas kartu kredit maupun dompet digital. Simpan informasi kartu kredit maupun dompet digital dengan hati-hati dan pertimbangkan untuk menghapusnya dari situs web toko online yang sering dikunjungi. Dengan cara ini, akan lebih berpikir dua kali sebelum melakukan pembelian.