Pesan kampanye harus jelas dan mudah dipahami oleh Gen-z. Caleg harus menyampaikan visi misi, program kerja, dan hasil kerja mereka dengan cara yang mudah dimengerti oleh Gen-z.
Bahasa yang Gaul
Gen-z menggunakan bahasa gaul dalam kesehariannya. Oleh karena itu, caleg dapat menggunakan bahasa gaul dalam kampanyenya agar lebih menarik perhatian Gen-z.
Interaksi dengan Pemilih
Gen-z menyukai interaksi. Oleh karena itu, caleg perlu berinteraksi dengan pemilih muda, baik secara online maupun offline. Interaksi dengan pemilih akan menunjukkan kepada Gen-z bahwa caleg tersebut peduli dengan mereka.
Nah, gaya kampanye tersebut merupakan gaya khas dari milenial dan gen-z. Jadi, caleg milenial sudah mulai meninggalkan baliho atau spanduk gede-gede di jalan. Bayangin, kalau saat ini dan seterusnya milenial dan gen-z masih kampanye pake cara lama, berapa banyak baliho di pinggir jalan?, berapa banyak sampah bekas baliho yang numpuk?. Hal-hal yang merusak lingkungan seperti itu, jelas bukan gaya gen-z banget.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H