Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengubah Sampah Menjadi Energi: Inovasi Briket Sebagai Solusi Berkelanjutan

25 Desember 2024   17:23 Diperbarui: 25 Desember 2024   17:23 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto kegiatan masyarakat lokal mengolah briket (sumber: dokumen pribadi)

Pendahuluan

Di tengah meningkatnya tantangan global dalam pengelolaan sampah dan kebutuhan akan sumber energi berkelanjutan, inovasi lokal sering kali menjadi solusi yang tak terduga namun sangat efektif. Baru-baru ini, saya menyaksikan proses yang menarik di sebuah lokasi ketika pekerja menggunakan mesin pembakar untuk mengolah bahan organik seperti batok kelapa menjadi briket. 

Pemandangan bergunung-gunung arang hitam berbentuk kerikil kecil memberikan gambaran nyata bagaimana limbah dapat diubah menjadi sumber energi yang berharga. Artikel ini akan mengupas bagaimana proses ini bekerja, manfaatnya, dan dampak positifnya dalam mendukung keberlanjutan.

Proses Pembuatan Briket

Briket adalah bahan bakar padat yang dibuat dari bahan organik, seperti batok kelapa, serbuk kayu, atau limbah organik lainnya. Proses pembuatan briket melibatkan beberapa tahapan utama:

1. Pengumpulan Bahan Baku: Batok kelapa atau bahan organik lainnya dikumpulkan sebagai bahan utama.

2. Pengarangan (Carbonization): Bahan baku dibakar dalam kondisi minim oksigen menggunakan metode pirolisis. Proses ini menghasilkan arang mentah yang berbentuk kerikil kecil.

3. Penggilingan: Arang tersebut dihancurkan menjadi serbuk halus.

4. Pencampuran: Serbuk arang dicampur dengan perekat alami, seperti tepung kanji, dan sedikit air untuk membentuk adonan.

5. Pencetakan: Campuran ini kemudian dicetak menjadi briket menggunakan mesin pencetak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun