Pendahuluan
Di tengah meningkatnya tantangan global dalam pengelolaan sampah dan kebutuhan akan sumber energi berkelanjutan, inovasi lokal sering kali menjadi solusi yang tak terduga namun sangat efektif. Baru-baru ini, saya menyaksikan proses yang menarik di sebuah lokasi ketika pekerja menggunakan mesin pembakar untuk mengolah bahan organik seperti batok kelapa menjadi briket.Â
Pemandangan bergunung-gunung arang hitam berbentuk kerikil kecil memberikan gambaran nyata bagaimana limbah dapat diubah menjadi sumber energi yang berharga. Artikel ini akan mengupas bagaimana proses ini bekerja, manfaatnya, dan dampak positifnya dalam mendukung keberlanjutan.
Proses Pembuatan Briket
Briket adalah bahan bakar padat yang dibuat dari bahan organik, seperti batok kelapa, serbuk kayu, atau limbah organik lainnya. Proses pembuatan briket melibatkan beberapa tahapan utama:
1. Pengumpulan Bahan Baku: Batok kelapa atau bahan organik lainnya dikumpulkan sebagai bahan utama.
2. Pengarangan (Carbonization): Bahan baku dibakar dalam kondisi minim oksigen menggunakan metode pirolisis. Proses ini menghasilkan arang mentah yang berbentuk kerikil kecil.
3. Penggilingan: Arang tersebut dihancurkan menjadi serbuk halus.
4. Pencampuran: Serbuk arang dicampur dengan perekat alami, seperti tepung kanji, dan sedikit air untuk membentuk adonan.
5. Pencetakan: Campuran ini kemudian dicetak menjadi briket menggunakan mesin pencetak.