Pendahuluan
Artikel ini saya persembahkan untuk menjawab tantangan menulis dari Kompasiana, tentang pekerjaan perbaikan rumah.Â
Punya rumah sendiri adalah impian hampir setiap orang, termasuk saya. Ketika akhirnya bisa membeli sebuah rumah tipe sederhana, saya memandang perlu untuk merenovasinya.Â
Renovasi menjadi tantangan yang menarik, ketika saya berperan aktif bersama para tukang dalam setiap prosesnya. Proses penting yang paling memuaskan adalah ketika semua pengaturan dan desain dilakukan berdasarkan konsep dan kebutuhan keluarga kami, karena saya terlibat langsung di dalamnya.Â
Efisiensi dan Fungsi: Kunci Rumah Minimalis
Dalam membangun rumah minimalis, setiap sudut harus dimanfaatkan secara maksimal. Tidak ada ruang yang terbuang sia-sia, sebagai contoh garasi kendaraan dirancang agar pas sehingga tidak ada area yang mengganggu ruang lainnya.Â
Saya juga memiliki prinsip kuat untuk tidak menggunakan fasilitas umum, seperti jalan di depan rumah sebagai area parkir pribadi.
Prinsip Less is More
Dekorasi rumah menjadi perhatian utama, saya mengadopsi prinsip dari Joshua Field Milburn, "You don't need more space but you need less stuff." Dengan prinsip ini, setiap barang memiliki tempatnya masing-masing.Â
Dari pernak-pernik seperti pigura, akuarium, hingga barang-barang kecil lainnya semuanya tertata rapi. Bahkan perawatan akuarium termasuk membersihkan dan memberi makan ikan, menjadi aktivitas rutin yang saya nikmati.
Menghadirkan Penghijauan di Ruang Terbatas
Meski rumah tidak luas, saya tetap berkomitmen untuk menghadirkan elemen hijau. Solusinya adalah menggunakan tanaman dalam pot dan konsep taman vertikal, semua proses mulai dari penanaman hingga perawatannya saya kerjakan sendiri.Â
Merawat Rumah dengan Sentuhan Pribadi
Salah satu hal yang saya pelajari selama renovasi adalah pentingnya mengenal rumah hingga ke setiap sudutnya, sehingga misalnya ketika genting bocor saya mencoba memperbaikinya sendiri sebelum memutuskan untuk memanggil tukang jika benar-benar diperlukan. Dengan cara ini, saya merasa lebih menyatu dengan rumah dan memahami setiap detilnya serta mampu menanganinya dengan lebih efektif.
Membangun dan menata rumah memerlukan sentuhan dari pemiliknya, sehingga memperkuat hubungan kita dengan rumah tersebut. Meski rumah saya sederhana setiap sudutnya dirancang dengan cinta serta efisiensi, dan fungsi yang maksimal.Â
Bagi saya, inilah rumah impian rumahku adalah surgaku tempat ketika setiap jengkalnya adalah cerita tentang siapa kami dan bagaimana kami hidup.
Kesimpulan
Pemeliharaan rumah merupakan bagian penting dari tanggung jawab saya sebagai pemilik, saya memilih untuk melakukan sebagian besar pekerjaan pemeliharaan sendiri kecuali jika membutuhkan tenaga lebih atau keahlian khusus. Dalam situasi tersebut, saya tetap memberikan arahan dan mengawasi proses pengerjaannya agar hasilnya sesuai harapan.
Rutinitas pemeliharaan saya lakukan secara fleksibel, menyesuaikan dengan waktu luang yang tersedia. Biasanya pekerjaan ini saya lakukan di pagi hari sebelum memulai aktivitas, sore hari setelah pulang kerja atau saat hari libur.Â
Dengan pendekatan ini saya bisa memelihara dan menjaga rumah tetap nyaman dan terawat, selain itu juga menciptakan hubungan batin yang lebih erat dengan setiap sudut dan detil rumah. Ini adalah salah satu cara saya merawat investasi dan menciptakan lingkungan yang ideal bagi keluarga kami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H