Pendahuluan
Banyak kalangan dimasyarakat yang memandang bahwa sebuah pernikahan, terutama pernikahan anak gadis harus deselenggarakan dengan meriah dan diumumkan dari jauh-jauh hari. Bukan tanpa alasan, pernikahan meriah dilaksanakan demi menjaga status sosial dan pengumumannya demi menghindari pandangan masyarakat tentang imej menikah diam-diam atau Married By Accident (MBA).
Apa itu Married By Accident?
Married By Accident (MBA) adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan situasi ketika seseorang menikah karena suatu kondisi yang tidak direncanakan sebelumnya, biasanya akibat kehamilan di luar pernikahan. Dalam konteks ini kehamilan menjadi alasan utama pasangan tersebut untuk menikah, demi mempertahankan kehormatan serta tanggung jawab sosial dan masa depan anak.
Married By Accident (MBA), kerap kali menjadi cermin kurangnya edukasi dan kesadaran di kalangan muda tentang pentingnya menjaga hubungan yang sehat dan bertanggung jawab. Dalam banyak kasus, MBA terjadi karena pasangan muda kurang memahami konsekuensi dari tindakan mereka atau tidak memiliki akses terhadap pendidikan seksual yang memadai.Â
Oleh karena itu peran keluarga serta sekolah dan masyarakat, sangat penting dalam memberikan pemahaman sejak dini tentang nilai-nilai moral serta etika yang berhubungan dengan tanggung jawab dalam sebuah hubungan.
Peran Dukungan dan Pemahaman dari Masyarakat
Masyarakat harus berperan sebagai pendukung, bukan sebagai hakim. Daripada menghakimi pasangan yang menikah dengan alasan status sosial atau isu negatif, lebih baik memberikan dukungan agar mereka dapat membangun kehidupan rumah tangga yang harmonis.
Dalam hal ini penting untuk dipahami bahwa menikah adalah komitmen jangka panjang yang idealnya didasarkan pada kesiapan emosional dan finansial serta komitmen bersama, bukan semata-mata karena tekanan situasi.
Untuk itulah sepasang muda-mudi yang ingin menikah merencanakan dan mengumumkan pernikahannya dari jauh-jauh hari, hal ini selain demi kematangan acara juga bertujuan untuk menghindari kesan terburu-buru dan stereotif pernikahan negatif. Pernikahanpun diadakan dengan meriah dan mengundang semua teman, keluarga handai tolan, kolega yang pada intinya adalah syukuran dan mengumumkan pernikahan mereka kepada khalayak.