1. Kesadaran untuk Kembali Pada Norma Agama
Menikah itu adalah ibadah, itu yang dulu saya jadikan patokan utama ketika menepis keraguan untuk menikah disamping dorongan usia yang semakin bertambah dan keinginan untuk mendapat keturunan.
Akhirnya saya memutuskan menikah meski dalam kondisi belum sepenuhnya siap secara pribadi. Namun ternyata kemandirian itu datang dengan sendirinya disertai usaha dan tarekah tentunya, seiring usia pernikahan kami berlangsung.
2. Pemberian Insentif untuk Keluarga Muda
Untuk mendorong anak muda menikah dan membangun keluarga, pemerintah bisa mempertimbangkan pemberian insentif bagi pasangan muda. Hal ini sudah diterapkan di beberapa negara dengan memberikan tunjangan keluarga, potongan pajak, subsidi perumahan, dan bantuan lainnya yang meringankan beban pasangan muda.
3. Meningkatkan Kesadaran tentang Kemandirian dalam Pernikahan
Banyak yang merasa harus benar-benar mandiri sebelum menikah, padahal kemandirian dan kesiapan bisa tumbuh seiring perjalanan pernikahan itu sendiri. Memberikan pemahaman dan perspektif baru kepada generasi muda bahwa pernikahan adalah perjalanan untuk tumbuh bersama dapat membantu mengurangi beban psikologis tentang kesiapan sempurna.
4. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Mendukung Kehidupan Keluarga
Perusahaan juga dapat berperan dengan menciptakan budaya kerja yang lebih ramah keluarga, seperti memberikan cuti melahirkan yang memadai, jam kerja fleksibel, dan kemudahan bagi pasangan muda untuk membangun keluarga tanpa harus mengorbankan karier mereka.
Penutup
Penurunan angka pernikahan di Indonesia bisa jadi merupakan awal dari perubahan besar dalam struktur populasi kita di masa depan. Jika kita melihat pada negara-negara maju, ada risiko bahwa tren ini dapat berlanjut dan berkontribusi pada rendahnya angka kelahiran dan bahkan, pada akhirnya, penurunan populasi.Â