Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menurunnya Angka Pernikahan di Indonesia: Mengapa Generasi Muda Menunda Menikah dan Apa Dampaknya bagi Masa Depan Populasi?

6 November 2024   21:17 Diperbarui: 6 November 2024   21:42 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak yang merasa bahwa kebahagiaan dan pencapaian diri tidak harus melalui pernikahan. Di media sosial dan lingkungan sekitar, mereka lebih sering terpapar dengan gaya hidup individu yang mandiri, mengembangkan karier, hobi, dan gaya hidup sehat, yang semuanya memberi mereka kebahagiaan tanpa pernikahan.

3. Tekanan Sosial dan Budaya Pekerjaan

Tidak hanya di negara maju, di Indonesia pun banyak anak muda menghadapi tekanan pekerjaan yang tinggi. Budaya kerja yang kompetitif membuat mereka harus menghabiskan sebagian besar waktu dan energi untuk pekerjaan, sehingga menyisakan sedikit ruang untuk membangun hubungan yang serius atau membina keluarga. 

Mereka khawatir pernikahan bisa mengganggu perkembangan karier atau membatasi kebebasan dalam mengambil keputusan karier.

4. Meningkatnya Biaya Hidup dan Pendidikan Anak

Ketidakpastian ekonomi, naiknya biaya hidup, dan mahalnya pendidikan anak juga menjadi faktor yang membuat generasi muda enggan untuk terburu-buru menikah. Banyak yang khawatir tidak mampu memberi kehidupan yang layak untuk anak di masa depan jika mereka menikah tanpa persiapan finansial yang kuat.

Apakah Indonesia Akan Mengalami Penurunan Populasi?

Tren ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengamat populasi dan pemerintah, terutama ketika melihat apa yang terjadi di negara-negara seperti Jepang, yang mengalami penurunan angka kelahiran dan populasi. Di Jepang, Korea Selatan, dan beberapa negara Eropa, penurunan angka pernikahan menyebabkan rendahnya angka kelahiran, yang pada gilirannya berkontribusi pada penurunan populasi. 

Pemerintah negara-negara tersebut sekarang harus berjuang dengan populasi yang menua, kekurangan tenaga kerja muda, dan tekanan pada sistem kesejahteraan.

Indonesia mungkin masih jauh dari situasi ini, tetapi tanda-tanda awal sudah mulai terlihat. Jika tren menunda pernikahan dan menurunnya angka pernikahan berlanjut, Indonesia bisa menghadapi tantangan serupa dalam beberapa dekade mendatang.

Langkah yang Bisa Dilakukan untuk Mengatasi Tren Ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun