Dalam menilai film ini kita tidak bisa menghakimi mana yang salah dan mana yang benar, karena semua karakter berada pada posisinya masing-masin secara umum. Yuni, Nuri, dan Anton adalah manusia biasa yang masing-masing punya kelebihan dan kekurangan.Â
Meskipun Nuri melakukan hal diluar perikemanusian, hal itu dilakukan diluar kendalinya karena dia dalam keadaan kerasukan atau bisa dikatakan secara tidak sadar.
Pada dasarnya hidup manusia adalah godaan, jangankan terhadap madunya bahkan menghadapi adik atau kakak sekandung saja kita bisa berseteru karena kasih sayang dari orang tua yang dirasa kurang adil.
Apalagi ini hal yang melibatkan kehadiran orang ketiga dalam kehidupan rumah tangga, dalam hal ini semua manusia tidak ada yang sempurna. Apabila kita tidak bisa menerima kekurangan pasangan apa adanya, jangankan dalam keadaan dimadu, suami istri tanpa kehadiran orang ketigapun bisa berantakan.
Jangankan kita tidak cocok dengan orang ketiga sebagai madu dalam rumah tangga, kehadiran mertua dalam satu rumah saja bisa mengakibatkan sebuah kehancuran apabila kita tidak menyikapinya dengan bijak.
Film Sosok Ketiga menghadirkan tema realita yang universal, dengan bumbu mistis membuatnya semakin menarik karena menggabungkan unsur psikis, halunisasi, dan sisi kemanusiaan yang mendalam. Ditambah penyajian unsur-unsur sinema yang unggul menjadikan film ini mendapat banyak apresiasi dan sukses menyita perhatian penonton.
Latar belakang mistis dan kekuatan gaib dalam Sosok Ketiga memberikan nuansa horor yang berbeda dari drama rumah tangga pada umumnya. Konflik psikologis yang dialami oleh Nuri yang pada awalnya menerima madunya Yuni, perlahan-lahan terjerumus dalam emosi yang mendalam.Â
Ini merupakan cerminan dari kerapuhan manusia ketika dihadapkan pada tekanan emosional yang hebat. Kekuatan gaib yang dihadirkan seakan menjadi simbol dari ketidakmampuan Nuri untuk menahan perasaan kecewanya, meskipun di permukaan ia tampak tenang dan ikhlas pada awalnya.
Film ini menggambarkan bagaimana rasa iri, tidak rela, dan rasa tidak aman bisa merasuki hati seseorang dan membuatnya berubah drastis bahkan ketika keputusannya awalnya didasarkan pada ikhlas.Â
Ketika rasa tersebut menguasai hati dan pikiran, hal itu membuka celah bagi kekuatan lain untuk masuk. Baik dalam bentuk perasaan dendam, amarah, ataupun hal-hal mistis seperti yang ditampilkan dalam film ini.
Dalam konteks rumah tangga, Sosok Ketiga menunjukan bahwa menjaga keikhlasan memang sulit dijaga terutama ketika berbicara tentang masalah hati. Kehadiran orang ketiga seringkali merusak keseimbangan emosi dalam hubungan, bahkan bagi mereka yang berusaha untuk menerima situasi tersebut dengan baik.Â