Sebelum kita membahas lebih jauh tentang film ini, saya ingin mengingatkan bahwa ulasan ini akan mengungkap beberapa detail penting dari alur cerita. Jika Anda belum menonton film ini dan ingin menikmatinya tanpa bocoran, saya sarankan untuk menonton terlebih dahulu sebelum melanjutkan ulasan ini.
Pendahuluan dan Sinopsis
Sudah lama tidak bahas film, tadi malam sebelum tidur saya nonton peringkat satu hari ini di platform Netflix berjudul Sosok Ketiga. Film ini dirilis tahun 2023 diperankan Celine Evalengista, Erica Carlina, dan Samuel Rizal.
Sebetulnya tema film seperti ini sering kali diangkat, yang pada intinya mengangkat kehadiran orang ketiga dalam rumah tangga. Tapi yang menarik adalah bagaimana film ini disajikan dalam genre horor dan keterlibatan makhluk halus dan kekuatan misteri dalam film.
Sebelum saya bicara lebih jauh, sebagai realita kehadiran orang ketiga dalam rumah tangga mayoritas memang menghadirkan konflik yang runcing dan mengarah pada perpecahan. Tapi saya ada satu teman yang benar-benar mewujudkan kehidupan bersama orang ketiga dengan penuh keikhlashan, bahkan setelah suami meninggal mereka bersama-sama membesarkan anak semata wayang mereka.Â
Lebih dari itu keluarga istri kedua menganggap istri pertama sebagai keluarganya sendiri, terlebih anak dari madunya sangat menyayanginya seperti dia menyayangi ibu kandungnya karena dia tidak bisa memiliki keturunan.
Sebagaimana dalam film Sosok Ketiga ini, Nuri (Erica Carlina) pada awalnya menerima dengan lapang dada kehadiran Yuni sebagai istri muda karena dia tidak bisa mendapatkan keturunan. Segi mitos pelet dan kekuatan gaib lainnya anggap saja sebagai setan yang tugasnya menggoda manusia, sebagai bumbu dalam cerita.
Tapi pada kenyataannya Nuri tidak bisa menahan godaan hatinya yang tidak rela dimadu, padahal Anton menikahi Yuni atas persetujuan Nuri dan pada awalnya Nuri menunjukan sikap yang sangat baik terhadap madunya sebagaimana dia memperlakukan adik kandungnya sendiri.
Keadaan Nuri berubah 180 derajat di akhir cerita, dengan bumbu teror dari kekuatan gaib dan makhluk siluman.
Tanggapan Terhadap Film Sosok Ketiga
Dalam menilai film ini kita tidak bisa menghakimi mana yang salah dan mana yang benar, karena semua karakter berada pada posisinya masing-masin secara umum. Yuni, Nuri, dan Anton adalah manusia biasa yang masing-masing punya kelebihan dan kekurangan.Â
Meskipun Nuri melakukan hal diluar perikemanusian, hal itu dilakukan diluar kendalinya karena dia dalam keadaan kerasukan atau bisa dikatakan secara tidak sadar.
Pada dasarnya hidup manusia adalah godaan, jangankan terhadap madunya bahkan menghadapi adik atau kakak sekandung saja kita bisa berseteru karena kasih sayang dari orang tua yang dirasa kurang adil.
Apalagi ini hal yang melibatkan kehadiran orang ketiga dalam kehidupan rumah tangga, dalam hal ini semua manusia tidak ada yang sempurna. Apabila kita tidak bisa menerima kekurangan pasangan apa adanya, jangankan dalam keadaan dimadu, suami istri tanpa kehadiran orang ketigapun bisa berantakan.
Jangankan kita tidak cocok dengan orang ketiga sebagai madu dalam rumah tangga, kehadiran mertua dalam satu rumah saja bisa mengakibatkan sebuah kehancuran apabila kita tidak menyikapinya dengan bijak.
Film Sosok Ketiga menghadirkan tema realita yang universal, dengan bumbu mistis membuatnya semakin menarik karena menggabungkan unsur psikis, halunisasi, dan sisi kemanusiaan yang mendalam. Ditambah penyajian unsur-unsur sinema yang unggul menjadikan film ini mendapat banyak apresiasi dan sukses menyita perhatian penonton.
Latar belakang mistis dan kekuatan gaib dalam Sosok Ketiga memberikan nuansa horor yang berbeda dari drama rumah tangga pada umumnya. Konflik psikologis yang dialami oleh Nuri yang pada awalnya menerima madunya Yuni, perlahan-lahan terjerumus dalam emosi yang mendalam.Â
Ini merupakan cerminan dari kerapuhan manusia ketika dihadapkan pada tekanan emosional yang hebat. Kekuatan gaib yang dihadirkan seakan menjadi simbol dari ketidakmampuan Nuri untuk menahan perasaan kecewanya, meskipun di permukaan ia tampak tenang dan ikhlas pada awalnya.
Film ini menggambarkan bagaimana rasa iri, tidak rela, dan rasa tidak aman bisa merasuki hati seseorang dan membuatnya berubah drastis bahkan ketika keputusannya awalnya didasarkan pada ikhlas.Â
Ketika rasa tersebut menguasai hati dan pikiran, hal itu membuka celah bagi kekuatan lain untuk masuk. Baik dalam bentuk perasaan dendam, amarah, ataupun hal-hal mistis seperti yang ditampilkan dalam film ini.
Dalam konteks rumah tangga, Sosok Ketiga menunjukan bahwa menjaga keikhlasan memang sulit dijaga terutama ketika berbicara tentang masalah hati. Kehadiran orang ketiga seringkali merusak keseimbangan emosi dalam hubungan, bahkan bagi mereka yang berusaha untuk menerima situasi tersebut dengan baik.Â
Film ini seolah menggambarkan bahwa memaafkan dan menerima orang ketiga bukanlah hal yang mudah, terutama bila hati belum sepenuhnya siap.
film ini juga menyentuh sisi kemanusiaan yang mendalam, yaitu bagaimana kita sebagai manusia sering kali terperangkap dalam perasaan tidak aman bahkan terhadap orang yang kita cintai. Nuri yang pada awalnya mengizinkan Anton menikahi Yuni, pada akhirnya merasakan kecemburuan yang luar biasa, membuktikan bahwa keikhlasan di awal tidak menjamin kedamaian hati di kemudian hari.
Penyutradaraan, sinematografi yang menonjol, dan kekuatan visual yang dihadirkan melalui adegan-adegan mistis semakin memperkuat daya tarik dalam film horor ini. Pemilihan pemain juga menjadi faktor kunci keberhasilan film ini, dengan Celine Evangelista, Erica Carlina, dan Samuel Rizal yang memberikan penampilan meyakinkan.
Kesimpulannya film ini mengnangkat bagaimana manusia bergulat dengan emosinya sendiri. Ketidakmampuan menerima kenyataan hidup, digabungkan dengan unsur mistis, dan sinematografi yang apik membuat film ini sangat menarik, memberikan refleksi tentang bagaimana manusia berurusan dengan konflik batin yang tak kunjung selesai.
Sosok Ketiga berhasil menggabungkan drama keluarga dengan elemen horor yang mencekam, menjadikannya sebuah tontonan yang penuh emosi. Film ini memperlihatkan bahwa pada akhirnya, kekuatan batin manusia yang paling kuat adalah bagaimana ia mengelola perasaannya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H