Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Teori dan Fakta di Balik Peristiwa 30 September 1965

1 Oktober 2024   15:19 Diperbarui: 1 Oktober 2024   15:40 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5. Penemuan Jasad di Lubang Buaya

Pada tanggal 4 Oktober 1965, jasad para jenderal ditemukan di Lubang Buaya. Penemuan ini menjadi peristiwa yang dramatis dan memperkuat sentimen anti komunis di kalangan militer dan masyarakat. Angkatan Darat mulai menyalahkan PKI sebagai dalang di balik peristiwa tersebut, meskipun keterlibatan PKI secara langsung dalam perencanaan dan pelaksanaan kudeta masih diperdebatkan oleh sejumlah sejarawan.

6. Tindak Balasan Terhadap PKI

Setelah peristiwa G30S, PKI dan organisasi-organisasi yang berafiliasi dengannya menjadi sasaran penangkapan dan pembantaian. Banyak anggotanya ditangkap, disiksa, dan dibunuh oleh militer, milisi sipil, dan kelompok-kelompok yang memusuhi PKI. Di berbagai daerah, khususnya di Jawa dan Bali, terjadi kekerasan massal yang mengakibatkan pembunuhan ratusan ribu orang yang diduga sebagai simpatisan komunis.

  • Para pemimpin PKI, termasuk D.N. Aidit, diburu dan akhirnya dieksekusi.
  • G30S menjadi titik awal dari kehancuran total PKI, yang sebelumnya adalah salah satu partai komunis terbesar di dunia di luar blok komunis.

7. Soekarno Kehilangan Dukungan

Peristiwa ini juga menandai titik balik dalam karier politik Presiden Soekarno. Meskipun Soekarno tidak secara langsung terlibat dalam G30S, posisinya semakin melemah setelah peristiwa tersebut. Banyak yang menuduh Soekarno terlalu dekat dengan PKI, dan ini membuat militer, terutama Suharto, mengambil langkah untuk menjauhkannya dari kekuasaan.

  • Pada Maret 1966, Suharto diberi kekuasaan oleh Soekarno melalui Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret) untuk memulihkan ketertiban dan keamanan, yang pada akhirnya digunakan Suharto untuk melancarkan pembersihan terhadap unsur-unsur PKI dan mengkonsolidasikan kekuasaannya.
  • Pada tahun 1967, Soekarno secara resmi dilengserkan, dan Suharto diangkat sebagai presiden.

8. Orde Baru

Pasca G30S, Suharto memimpin Orde Baru, sebuah pemerintahan yang bertahan selama lebih dari 30 tahun, dengan fokus pada stabilitas politik dan ekonomi serta pembersihan terhadap segala pengaruh komunisme. Narasi resmi tentang G30S yang dibangun oleh Orde Baru menekankan keterlibatan PKI sebagai dalang di balik peristiwa tersebut, meskipun teori dan pandangan alternatif tentang siapa sebenarnya yang mendalangi kudeta ini terus bermunculan.

Kesimpulan Teori:

Meskipun banyak teori yang diajukan, tidak ada satu pun teori yang secara mutlak bisa dibuktikan kebenarannya. Narasi resmi di masa Orde Baru yang menuding PKI sebagai dalang utama memang mendominasi sejarah selama bertahun-tahun, tetapi berbagai penelitian dan sudut pandang lain menunjukkan bahwa situasinya jauh lebih kompleks, melibatkan banyak faktor politik dan aktor dalam negeri maupun luar negeri. Hingga saat ini, perdebatan mengenai siapa sebenarnya dalang di balik G30S masih berlangsung, dan kemungkinan besar akan terus menjadi topik yang kontroversial dan terbuka untuk interpretasi.

Kesimpulan Fakta:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun