Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Teori dan Fakta di Balik Peristiwa 30 September 1965

1 Oktober 2024   15:19 Diperbarui: 1 Oktober 2024   15:40 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori konspirasi ini mengusulkan bahwa CIA (Central Intelligence Agency) Amerika Serikat memainkan peran dalam mendalangi atau mendorong G30S sebagai bagian dari upaya lebih besar untuk menghentikan penyebaran komunisme di Asia Tenggara:

  • CIA, bersama dengan badan-badan intelijen Barat lainnya, dianggap khawatir dengan pengaruh PKI yang semakin besar di Indonesia, negara yang strategis secara geopolitik selama Perang Dingin.
  • CIA diduga ingin memprovokasi ketegangan internal di Indonesia untuk menyingkirkan PKI, dengan cara mendorong militer Indonesia untuk bertindak terhadap PKI setelah peristiwa G30S.
  • Dalam konteks ini, G30S mungkin merupakan operasi yang didesain oleh elemen militer Indonesia yang bekerja sama dengan CIA atau mendapat dukungan dari Barat, guna menciptakan situasi yang memungkinkan penghancuran PKI.

5. Teori Keterlibatan Inggris (MI6)

Sama seperti teori keterlibatan CIA, ada pula spekulasi bahwa MI6, dinas intelijen Inggris, terlibat dalam G30S. Inggris, yang terlibat dalam Konfrontasi dengan Indonesia atas masalah Malaysia, memiliki kepentingan untuk melemahkan Soekarno, yang mendukung gerakan anti-kolonialisme di Asia Tenggara:

  • Ada dugaan bahwa MI6 bekerja sama dengan CIA dan mendukung kelompok-kelompok anti-komunis di Indonesia, termasuk militer, untuk merencanakan kudeta yang akan menghentikan pengaruh PKI dan Soekarno.

6. Teori Keterlibatan Blok Timur (Uni Soviet dan Tiongkok)

Beberapa teori juga menyebutkan bahwa Uni Soviet atau Tiongkok mungkin terlibat atau mendukung rencana G30S karena PKI adalah partai komunis terbesar di luar blok komunis:

  • PKI dikenal memiliki hubungan dekat dengan Tiongkok, dan Aidit sering berkunjung ke Beijing.
  • Namun, tidak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa Uni Soviet atau Tiongkok secara langsung terlibat dalam perencanaan G30S, meskipun mereka memberikan dukungan politik dan moral kepada PKI.

7. Teori G30S adalah Konflik Internal Angkatan Darat

Teori ini menyatakan bahwa G30S sebenarnya merupakan konflik internal di tubuh Angkatan Darat. Beberapa perwira menengah dalam Angkatan Darat, yang tidak puas dengan elit militer yang dipandang korup dan tidak lagi mematuhi visi revolusi Soekarno, mungkin bertindak secara mandiri untuk "membersihkan" institusi militer:

  • Letkol Untung dan para pelaku lainnya bisa jadi bukan bertindak atas perintah PKI, tetapi lebih sebagai upaya internal untuk melawan elit militer.
  • Menurut teori ini, tindakan G30S lebih sebagai upaya militer melawan militer daripada gerakan politik yang lebih luas.

8. Teori Kudeta yang Salah Kalkulasi

Teori ini menyatakan bahwa G30S adalah upaya kudeta yang gagal karena salah kalkulasi oleh para perwira menengah dalam militer yang mungkin memiliki hubungan dengan PKI, tetapi tidak cukup terorganisir untuk merebut kekuasaan. Gerakan tersebut diinisiasi dengan harapan dukungan dari berbagai pihak, tetapi gagal mendapatkan dukungan yang dibutuhkan setelah menculik dan membunuh para jenderal.

9. Teori Komunitas Intelijen Indonesia (Bakin atau intelijen militer)

Beberapa teori juga menyebutkan keterlibatan komunitas intelijen Indonesia sendiri dalam mendalangi G30S sebagai bagian dari agenda politik internal untuk memindahkan kekuasaan dari Soekarno kepada militer. Komunitas intelijen mungkin telah memprovokasi situasi atau memanfaatkan ketidakpuasan di antara unsur-unsur PKI dan militer untuk meluncurkan kudeta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun