Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Horor

Mitos Cerita Masyarakat Kelong Wewe

12 September 2024   07:34 Diperbarui: 12 September 2024   07:35 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Kelong Wewe di masyarakat saya biasa disebut Kelong saja (tanpa kata Wewe), adalah sejenis makhlus halus yang biasa berkeliaran ketika hari mulai gelap. Mereka mengincar manusia, umumnya anak-anak yang berkeliaran malam hari karena itu orang tua kami melarang kami berkeliaran kala senja tiba peribahasanya hati-hati nanti bisa dirawu Kelong.

Lalu bagaimana kepercayaan ini bisa berkembang, alasannya adalah banyak kejadian di wilayah kami anak hilang menjelang senja tiba. Biasanya masyarakat serentak secara bergotong royong mencarinya bersama-sama di daerah sekitar kampung yang biasanya masih berupa hutan atau semak-semak dan semacamnya.

Korban biasa ditemukan di atas pohon dalam keadaan tidak sadar, korban bisa ditemukan saat itu juga ada juga yang ditemukan hari berikutnya dengan keadaan yang lebih mengkhawatirkan tentunya. Ada juga korban yang secara tidak sadar mengaku tiba-tiba berada di hutan dan merasa tersesat lalu mereka berjalan tanpa arah dan ditemukan penduduk di daerah lain.

Menurut kepercayaan dimasyarakat makhluk yang melakukannya adalah sejenis makhluk yang punya sayap dan terbang dengan wajah dan perawakan perempuan yang mengerikan, masyarakat saya biasa menyebutnya Kelong atau di daerah lain mungkin dikenal dengan nama Kelong Wewe.

Kelong berasal dari kata Kalong yaitu binatang malam semacam kelelawar tapi dalam bentuk yang lebih besar, bentangan sayapnya Kalong dewasa bisa sepanjang  1 meteran. Binatang Kalong mereka paling suka makan bunga duren, ketika pohon duren berbunga bisa dipastikan binatang ini datang dan memakan bunga-bunga duren.

Kalong dan Kelong adalah dua hal yang berbeda, Kalong sejenis binatang yang biasa bersarang dipohon yang sangat tinggi. Bagi Pemirsa yang pernah berkunjung ke Kebun Raya Bogor di sana saya pernah menyaksikan pohon kalong yang setiap harinya digunakan binatang ini bergantungan setiap harinya untuk bersarang.

Sedangkan Kelong adalah sejenis makhluk halus yang suka mengambil orang dewasa tapi umumya anak-anak pada sore menjelang malam, dan biasanya mereka menyimpannya di atas pohon dan dalam keadaan tidak sadar. Secara kesaksian saya tidak pernah mendapat saksi mata seseorang di ambil Kelong, tapi setiap ada kejadian sejenis selalu dihubungkan dengan cerita mitos ini.

Cerita yang saya bagikan tentang Kelong adalah unsur budaya dan kepercayaan lokal. Semua saya gambarkan bagaimana kepercayaan terhadap makhluk halus seperti Kelong ini berkembang di masyarakat saya, serta bagaimana cerita ini berfungsi sebagai alat untuk mendisiplinkan anak-anak agar tidak berkeliaran saat senja. Beberapa hal yang bisa kita petik adalah:

1. Penggunaan Cerita Rakyat sebagai Kontrol Sosial: Mitos cerita tentang Kelong digunakan oleh orang tua untuk menakut-nakuti anak-anak agar tetap di rumah saat senja. Ini adalah contoh yang baik tentang bagaimana mitos dan cerita rakyat digunakan sebagai alat kontrol sosial.

2. Kombinasi Fakta dan Mitos: Fakta tentang kelelawar (kalong) dan mitos tentang makhluk halus (Kelong). Hal ini menunjukkan bagaimana elemen alam dan hewan dapat diintegrasikan dalam cerita rakyat untuk menciptakan makhluk legendaris yang menakutkan.

Kesimpulan

Kelong digambarkan sesosok makhluk perempuan seperti kalong, keluar dan mengambil mangsa pada sore menjelang malam. Kondisi ini dijadikan masyarakat setempat untuk melarang anak-anaknya berkeliaran pada sore menjelang malam, segeralah masuk rumah dan lakukan aktivitas malam di dalam rumah.

Cerita tentang Kelong sampai saat ini berkembang sebagai mitos masyarakat di daerah saya, walaupun korban yang hilang menjelang malam tiba sering terjadi dan ditemukan di atas pohon atau tempat lain dalam keadaan tidak sadar. Tidak bisa dikonfirmasi siapa yang melakukannya tau kenapa hal ini bisa terjadi.

Biarlah semua menjadi misteri, dan kita jadikan sebagai bahan kajian selanjutnya. Seperti cerita saya sebelumnya tentang Maung Kajajaden biarlah cerita ini menjadi khasanah cerita kearifan lokal yang bisa kita sikapi berdasarkan sudut pandang yang lebih arif dan bijaksana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun