Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Karedok/Pencok Kacang Panjang ala Gushend

6 September 2024   23:38 Diperbarui: 16 September 2024   17:37 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum saya berbicara lebih panjang tentang Karedok Kacang, beberapa tahun lalu saya pernah mengalami rasa malu, lucu, bahkan karena kejadian ini saya sering jadi bahan candaan teman-teman.

Satu saat kami mengadakan pertemuan disebuah rumah makan di daerah Tambun Kabupaten Bekasi, saya dan beberapa teman datang duluan dan datanglah sepiring kecil (pisin) karedok kacang panjang. Mungkin saya yang kurang gaul atau gimana? Terus terang saya baru kali itu mendapatkan sajian pavorit saya di restoran ternama semacam ini.

Biasanya saya membuat sendiri karedok kacang dengan resep dari ibu saya, karena kacang panjang sangat mudah ditemukan di daerah kami yang ditanam sebagai palawija bersamaan dengan padi di sepanjang pematang sawah. Semenjak kepindahan saya tahun 1994 mengadu nasib di Bekasi membuat saya jarang sekali menemukan makanan ini.

Waktu itu saat mendapat sepiring kecil (pisin) karedok kacang, saya tidak pikir panjang langsung melahapnya sesuai kebiasaan di kampung yaitu makan karedok kacang dengan cara digado. Ternyata usut punya usut karedok kacang yang disajikan itu bersifat pelengkap seperti halnya sambal, jadi cara makannya bersamaan dengan lawuh lainnya disertai nasi dan lauk pauk lainnya.

Menyadari hal itu saya menjadi malu bukan main karena ternyata karedok kacang tersebut hanya disajikan satu piring kecil (pisin) sebagai makanan pelengkap seperti sambal dan lalapan lainya. Tapi semua terlambat karena sepiring karedok kacang itu sudah berpindah semua ke perut saya hehe...

Bicara lebih jauh tentang karedok kacang di daearah saya lebih dikenal dengan nama Pencok, makanan ini adalah salah satu makanan pavorit yang biasa saya sajikan sendiri di rumah. Ada cara dan resepnya tersendiri berdasarkan cara dan resep yang di diberikan almarhum ibu saya. Dikeluarga, saya biasa mengolah makanan sendiri kapan saja ketika saya mau, selain ibu saya yang menyajikannya.

Pencok sendiri berasal dari bahasa Sunda yang berarti ya Karedok Kacang, karena ada jenis karedok lain seperti Karedok Leunca atau karedok bahan lainnya kami tidak menyebutnya sebagai Pencok.

Karedok/Pencok Kacang Ala Gushend

Bahan:

- Seikat kacang panjang muda yang masih segar: Dalam hal ini saya biasa langsung memetiknya dari kebun atau pematang sawah, pilih kacang panjang yang masih muda karena yang sudah tua biasa dugunakan sebagai bibit. Kacang panjang muda rasanya manis dan renyah, sedangkan yang tua terasa agak alot dan sedikit getir.

Di perkotaan mungkin kita bisa mendapatkannya dari pasar atau tukang sayur yang biasa lewat sebagai langganan kita;

- Sediakan cabe rawit sesuai selera, yang suka pedas bisa tiga butir atau satu butir untuk yang sebatas penghangat lidah;

- Garam secukupnya;

- Gula merah secukupnya;

- Kencur setengah atau satu siung;

- Sediakan sedikit belacan atau terasi matang;

- Selanjutnya cuci kacang panjang dan potong kecil-kecil, sekita 1-3 cm;

- Lumatkan atau gerus semua bumbu ( cabe rawit, garam, gula merah, kencur, dan terasi/ belacan matang) dengan menggunakan cobek;

- Setelah semua lumat lalu masukan potongan kacang panjang secara bertahap, digerus tapi jangan terlalu lumat cukup sedikit menghancurkan teksturnya saja (maksudnya biar aroma kacangnya keluar).

- Sajikan dan santap secepatnya, jangan biarkan terlalu lama karena akan mengurangi rasa lezatna (istilah Sunda "Bari"). Kalau sudah "Bari" rasanya kurang segar, tidak seperti kacang segar yang baru dipetik pada umumnya.

Saya biasa makan sepiring makan karedok kacang sendirian seperti makan rujak, tapi sebagian ada yang memakannya sebagai lawuh makan bersama nasi dan lauk pauk lainnya.

Perhatikan komposisi bumbu yang tepat kadarnya, terutama terasi/ belacan matang sebagai penambah aroma (jangan terlalu banyak). Begitu juga dengan kencur.

Sekali lagi cabe rawit digunakan sesuai selera pedas masing-masing. Karedok kacang sedap dimakan siang hari bolong, memberikan sensasi rasa segar yang mengeluarkan keringat ketika kita melahapnya. Sekian semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun