Khusus buat kami yang tinggal di perumahan yang tanahnya urugan tanah sawah atau rawa, umumnya sulit mendapatkan air tanah dengan kwalitas layak minum. Tanah sawah atau rawa biasanya memiliki kadar bahan organik yang tinggi dan kandungan mineral tertentu, seperti besi dan mangan. Selain itu, bahan kimia pertanian dari sawah (misalnya, pestisida dan pupuk) mungkin juga masih tertinggal dan terakumulasi di dalam tanah, yang dapat mencemari air tanah.Â
Untuk itu perlu upaya untuk keluar dari masalah ini, hal yang bisa kita lakukan adalah:
1. Solusi Filtrasi Air: Untuk menghadapi masalah ini, penggunaan teknologi filtrasi air yang lebih maju, seperti filter karbon aktif, reverse osmosis, atau UV sterilization, menjadi penting. Solusi ini dapat membantu menghilangkan kontaminan organik, mikroba, dan beberapa logam berat yang mungkin terdapat di air tanah.
2. Sumur Dalam atau Air Bersih dari PDAM: Membuat sumur yang lebih dalam mungkin dapat membantu mendapatkan air tanah yang lebih bersih, tetapi hal ini tidak selalu menjamin kualitas air yang baik. Alternatif lainnya adalah memanfaatkan pasokan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), meskipun ini mungkin memerlukan biaya lebih.
3. Pemantauan dan Uji Kualitas Air Rutin: Sangat penting untuk melakukan pengujian kualitas air secara rutin untuk memastikan bahwa air yang digunakan aman dan memenuhi standar kesehatan. Hal ini terutama berlaku jika air tanah digunakan untuk konsumsi langsung.
4. Pengelolaan Lingkungan yang Baik: Memperhatikan pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga dengan baik agar tidak meresap ke dalam tanah juga merupakan langkah penting untuk menjaga kualitas air tanah.
Fenomena menurunnya kualitas kehidupan kelas menengah yang dikaitkan dengan meningkatnya biaya hidup, termasuk biaya kebutuhan dasar seperti air minum. Mengonsumsi air mineral galon memang menjadi salah satu kebutuhan pokok yang mempengaruhi pengeluaran harian atau bulanan.
Air minum yang bersih dan aman adalah kebutuhan mendasar yang tidak bisa dihindari. Bagi mereka yang tinggal di daerah dengan kualitas air tanah yang kurang baik, membeli air mineral galon menjadi solusi praktis untuk memastikan bahwa air yang dikonsumsi aman. Meski begitu, biaya untuk air galon bisa menjadi signifikan jika dihitung dalam jangka panjang, terutama untuk keluarga besar atau mereka yang tinggal di kawasan perkotaan dengan harga yang lebih tinggi.
Meskipun harga satu galon air mineral mungkin terasa tidak terlalu mahal, biaya ini dapat menjadi beban kumulatif seiring waktu. Jika air galon digunakan secara eksklusif untuk semua kebutuhan air minum, biaya bulanan dapat bertambah cukup signifikan, apalagi jika dibandingkan dengan penggunaan air dari PDAM atau sumur yang relatif lebih murah, meskipun membutuhkan investasi awal untuk penyaringan dan perawatan.
Untuk mengurangi beban biaya, kelas menengah dapat mencari alternatif lain seperti menggunakan filter air rumah tangga berkualitas tinggi yang dapat mengolah air ledeng atau air sumur menjadi layak minum. Meskipun ada biaya awal untuk pemasangan filter, dalam jangka panjang, metode ini bisa lebih hemat dibandingkan membeli air galon secara terus-menerus.
Di beberapa daerah, konsumsi air galon juga sering dikaitkan dengan status sosial tertentu. Meskipun menggunakan air galon adalah hal praktis dan dianggap lebih aman, ada baiknya mempertimbangkan aspek keberlanjutan dan biaya jangka panjang. Mungkin perlu mengubah pandangan terhadap penggunaan air galon sebagai satu-satunya opsi untuk kebutuhan air minum dan mempertimbangkan cara-cara alternatif yang lebih ramah biaya.
Selain itu, ada juga dampak lingkungan dari penggunaan air galon, seperti sampah plastik dan jejak karbon yang dihasilkan dari produksi dan distribusinya. Mengurangi ketergantungan pada air galon bisa berdampak positif bagi lingkungan dan membantu menghemat pengeluaran.
Memahami bahwa konsumsi air galon merupakan salah satu pengeluaran yang dapat diatur, kelas menengah dapat menyesuaikan pengeluarannya dengan mempertimbangkan opsi-opsi lain yang lebih ekonomis. Ini bisa melibatkan pencatatan lebih detail terhadap semua pengeluaran dan mencari area lain di mana pengeluaran bisa dioptimalkan.
Secara keseluruhan, konsumsi air galon memang menjadi salah satu beban biaya yang dirasakan oleh kelas menengah, tetapi dengan pendekatan yang lebih kritis dan strategis terhadap kebiasaan konsumsi dan pengelolaan keuangan, ada cara-cara untuk mengurangi beban ini tanpa mengorbankan kebutuhan dasar akan air bersih dan aman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H