Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Horor

Panggilan dari Alam Hilang (Jejak Semu di Ujung Senja Bagian 3)

31 Agustus 2024   01:24 Diperbarui: 4 September 2024   21:49 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Saat Sakti meraih tangan ibunya, cahaya lembut mulai menyelimuti mereka berdua, seperti selimut hangat yang melindungi dari dinginnya malam.

Rengganis menyaksikan semuanya dengan air mata mengalir di pipinya. Ia bisa merasakan kedamaian yang mulai mengalir di sekitarnya. Angin berhembus lembut, dan suara daun bergemerisik terdengar seperti lagu pengantar tidur yang menenangkan.

Perlahan-lahan, bayangan Sakti semakin menguat, menjadi lebih nyata, dan seakan-akan terbungkus dalam pelukan ibunya. Wajah Bu Lestari tampak cerah, untuk pertama kalinya dalam bertahun-tahun.

Kemudian, Sakti berbisik ke telinga ibunya, "Aku pulang, Bu... Aku pulang."

Dan saat itu, sesuatu yang ajaib terjadi cahaya di sekitar mereka perlahan memudar, dan Sakti menghilang. Tapi kali ini, bukan seperti bayangan yang hilang, melainkan seperti seseorang yang akhirnya menemukan jalan pulang. 

Bu Lestari tersenyum lembut, menoleh ke Rengganis. "Terima kasih, Nak," katanya. "Kau telah membawa anakku kembali."

Rengganis hanya mengangguk, tersenyum. Dia tahu tugasnya telah selesai, dan malam itu, di bawah beringin tua, ia merasakan kedamaian yang belum pernah dirasakannya sebelumnya. 

Mungkin, untuk pertama kalinya, Rengganis benar-benar percaya bahwa yang pergi tak selalu benar-benar hilang.

Ada jejak-jejak halus yang selalu bisa ditemukan... di ujung senja, atau mungkin di tempat lain, di mana cahaya bertemu dengan bayangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun