"Apa kamu juga... seperti Rangga?" tanya Rengganis pelan.
Sakti menghela napas panjang, seolah-olah mencoba mengingat sesuatu yang kabur. "Aku... tidak ingat segalanya. Hanya potongan-potongan. Tapi aku merasa ada yang belum selesai di sini, di desa ini. Sesuatu yang penting."
Rengganis memandang anak itu dengan simpati. "Mungkin kita bisa menemukan apa yang hilang itu bersama-sama," katanya.
Malam itu, mereka berbicara lebih lama dari biasanya. Sakti menceritakan bahwa dia sering melihat seseorang di dalam mimpinya, seseorang yang memanggil-manggil namanya, tetapi wajahnya selalu kelihatan kabur. Rengganis merasa ada misteri yang lebih besar daripada yang dia bayangkan.
Keesokan harinya, Rengganis memutuskan untuk pergi ke rumah tua tempat Sakti pertama kali menghilang. Rumah itu terlihat lebih menyeramkan di siang hari, dengan jendela-jendela yang pecah dan tanaman liar yang tumbuh di sekitarnya.Â
Di dalam, semuanya berdebu dan usang, tapi ada satu hal yang menarik perhatiannya yaitu sebuah foto tua yang tergantung miring di dinding. Dalam foto itu, ada sekelompok anak, dan salah satunya sangat mirip dengan Sakti.
Rengganis menggigil. Sakti memang pernah hidup di sini. Namun, ada sesuatu yang aneh. Di sudut foto, ada seorang wanita dengan wajah suram dan mata tajam. Sepertinya dia sedang menatap ke arah Sakti, seolah-olah ada sesuatu yang ingin dia katakan.
Mira merasa desiran dingin di punggungnya. Dia memutuskan untuk mencari tahu lebih lanjut tentang keluarga Sakti. Dia bertemu dengan Pak Wirya, seorang tetua desa yang pernah mengenal keluarga tersebut.
"Keluarga Sakti meninggalkan desa ini setelah anak mereka hilang di hutan, beberapa tahun lalu," kata Pak Wirya, suaranya bergetar saat bercerita.Â
"Ibunya sangat terpukul. Ada rumor bahwa Sakti tidak pernah benar-benar hilang, tapi tersesat di alam yang lain, antara dunia ini dan yang berikutnya. Ibunya, Bu Lestari, selalu percaya dia bisa memanggil Sakti kembali."
Malam berikutnya, Rengganis kembali ke bawah beringin. Angin malam berembus dingin, dan kali ini dia merasakan kehadiran yang lebih kuat. Sakti muncul dari balik bayangan, tapi kali ini dia tampak lebih transparan, lebih samar daripada sebelumnya.