Berlatar tahun 1955 Sang Sesepuh Kampung Desa Penari mengharuskan ibunya Mila membawa Kawaturih keluar desa mereka guna menghindari korban-korban berikutnya yang diminta Siluman Badarawuhi.
Singkat cerita akhirnya Badarawuhi pun akhirnya berhasil mendapatkan Kawaturihnya kembali, hal ini mengharuskan Desa Penari kembali pada tradisi lama dengan mengorbankan 7 penari sebagai persembahan kepada Badarawuhi. Ratih dan Mila menjadi salah seorang gadis yang terpilih berdasarkan petunjuk sebuah ritual minum kopi yang digelar Sesepuh Kampung.
Perjuangan Mila untuk kembali akhirnya berhasil keluar dari Dunia Angkara Murka yang diciptakan Badarawuhi, sementara Ratih dan gadis penari lainnya harus menemui ajalnya begitu juga dengan ibunya Ratih dan ibunya Mila.
Kelebihan dan Kekurangan
Saya akui saya sangat menikmati latar dan setting film ini yang berfokus pada tahun 80an seperti: Suasana kampung, kendaraan ikonik saat itu (mobil pick up). Gaya anak muda saat itu yang tren dengan celana cutbray, rambut gondrong, kerah baju lebar. Kalau kita perhatikan mirip penampilan penyanyi John Lennon (The Beatles).
Suasana desa tanpa penerangan listrik, lampu lentera, obor, jalan tanah, rumah kayu, dan pekakas-pekakas sangat merepresentasikan kondisi sosial masyarakat saat itu. Membawa kita kembali bernostalgia ke era tahun 80an.
Kekuatan musik terasa cocok dengan situasi yang mencekam, mesti masih terlalu menonjolkan scaring musik ketika mengiringi adegan yang mengejutkan penonton. Tapi hal itu memperkuat plot twist yang sebenarnya ingin disampaikan.
Di luar dari hal-hal di atas pun film ini patut diacungi dua jempol, walaupun secara pribadi saya tidak suka cerita berbau mistis. Tapi karena ini menyangkut seni dan budaya dan kearifan lokal yang berakar dari seni leluhur, film ini patut menjadi pilihan tontonan yang mendidik dan menghibur.
Kesimpulan
Badarawuhi di Desa Penari adalah film yang tepat bagi pecinta horor klasik Indonesia, yang memadukan seni budaya lokal dengan narasi yang penuh misteri.Â
Meskipun awalnya direncanakan sebagai sekuel, perubahan judul menjadi Badarawuhi di Desa Penari menjadikannya sebuah spin-off yang berdiri sendiri, berfokus pada karakter Badarawuhi. Film ini berhasil menggambarkan suasana pedesaan era 1980an dengan sangat autentik, mulai dari setting, kostum, hingga atmosfer sosial.Â