Sebelum kita membahas lebih jauh tentang film ini, saya ingin mengingatkan bahwa ulasan ini akan mengungkap beberapa detail penting dari alur cerita. Jika Anda belum menonton film ini dan ingin menikmatinya tanpa bocoran, saya sarankan untuk menonton terlebih dahulu sebelum melanjutkan ulasan ini.
Pendahuluan
Apakah Pemirsa suka film horor klasik Indonesia, film Badarawuhi di Desa Penari adalah tontonan yang tepat bagi Pemirsa yang menyukainya. Mempertahankan keunikan seni budaya yang digambarkan dalam sebuah film adalah sebuah langkah bijak, ini mengukuhkan identitas kita sebagai bangsa.
Diperankan oleh : Aulia Sarah sebagai Badarawuhi, Maudy Effrosina sebagai Mila, Claresta Taufan sebagai Ratih film ini beralur mundur antara tahun 1955 dan tahun 1980.
Tanggal rilis 11 April 2024, Sutradara Kimo Stamboel. Badarawuhi di Desa Penari awalnya direncanakan sebagai sekuel dari film KKN di Desa Penari (2022) dan akan diberi judul KKN di Desa Penari 2. Namun, kemudian judul tersebut diubah menjadi Badarawuhi di Desa Penari.
Pergantian judul ini menandakan bahwa film tersebut bukanlah kelanjutan langsung atau sekuel dari film pertama, melainkan sebuah spin-off. Spin-off adalah jenis film yang berfokus pada karakter, peristiwa, atau elemen tertentu dari cerita aslinya, tetapi memiliki alur cerita sendiri yang berdiri sendiri.
Sinopsis
Setting dan latar bulan Mei 1980 menceritakan perjalanan Mila bersama kakak laki-laki dan dua orang teman lainnya menuju sebuah desa di tengah hutan, tujuan Mila pergi kesana adalah mengembalikan sebuah barang (Kawatturih) yang menurut petunjuk seorang ahli supranatural benda ini yang menyebabkan ibunya mengalami sakit.
Sampai di desa tujuan, Mila dan kawan-kawan diharuskan menemui sesepuh yang sedang tidak berada ditempat. Hal ini mengharuskan mereka untuk menginap, akhirnya mereka bertemu Ratih yang menunjukan sebuah gardu yang bisa mereka jadikan tempat menginap. Karena Mila adalah seorang perempuan Ratih menyetujuinya untuk menginap di rumahnya.
Kisah berlanjut yang menuntun penonton pada kenyataan bahwa Mila dan Ratih adalah keturunan dari leluhur satu desa yang sama, Ibunya Ratih pun sedang mengalami sakit yang sama persis yang dialami Ibunya Mila. Dari situ kedekatan mereka mulai terjalin dan tanpa disadari penonton ternyata semua kejadian dalam film ini dikendalikan seorang siluman berparas cantik bernama Badarawuhi.
Berlatar tahun 1955 Sang Sesepuh Kampung Desa Penari mengharuskan ibunya Mila membawa Kawaturih keluar desa mereka guna menghindari korban-korban berikutnya yang diminta Siluman Badarawuhi.
Singkat cerita akhirnya Badarawuhi pun akhirnya berhasil mendapatkan Kawaturihnya kembali, hal ini mengharuskan Desa Penari kembali pada tradisi lama dengan mengorbankan 7 penari sebagai persembahan kepada Badarawuhi. Ratih dan Mila menjadi salah seorang gadis yang terpilih berdasarkan petunjuk sebuah ritual minum kopi yang digelar Sesepuh Kampung.
Perjuangan Mila untuk kembali akhirnya berhasil keluar dari Dunia Angkara Murka yang diciptakan Badarawuhi, sementara Ratih dan gadis penari lainnya harus menemui ajalnya begitu juga dengan ibunya Ratih dan ibunya Mila.
Kelebihan dan Kekurangan
Saya akui saya sangat menikmati latar dan setting film ini yang berfokus pada tahun 80an seperti: Suasana kampung, kendaraan ikonik saat itu (mobil pick up). Gaya anak muda saat itu yang tren dengan celana cutbray, rambut gondrong, kerah baju lebar. Kalau kita perhatikan mirip penampilan penyanyi John Lennon (The Beatles).
Suasana desa tanpa penerangan listrik, lampu lentera, obor, jalan tanah, rumah kayu, dan pekakas-pekakas sangat merepresentasikan kondisi sosial masyarakat saat itu. Membawa kita kembali bernostalgia ke era tahun 80an.
Kekuatan musik terasa cocok dengan situasi yang mencekam, mesti masih terlalu menonjolkan scaring musik ketika mengiringi adegan yang mengejutkan penonton. Tapi hal itu memperkuat plot twist yang sebenarnya ingin disampaikan.
Di luar dari hal-hal di atas pun film ini patut diacungi dua jempol, walaupun secara pribadi saya tidak suka cerita berbau mistis. Tapi karena ini menyangkut seni dan budaya dan kearifan lokal yang berakar dari seni leluhur, film ini patut menjadi pilihan tontonan yang mendidik dan menghibur.
Kesimpulan
Badarawuhi di Desa Penari adalah film yang tepat bagi pecinta horor klasik Indonesia, yang memadukan seni budaya lokal dengan narasi yang penuh misteri.Â
Meskipun awalnya direncanakan sebagai sekuel, perubahan judul menjadi Badarawuhi di Desa Penari menjadikannya sebuah spin-off yang berdiri sendiri, berfokus pada karakter Badarawuhi. Film ini berhasil menggambarkan suasana pedesaan era 1980an dengan sangat autentik, mulai dari setting, kostum, hingga atmosfer sosial.Â
Musik yang mengiringi juga mampu memperkuat ketegangan yang dirasakan penonton, meskipun terkadang terlalu menonjol dalam momen-momen tertentu. Meskipun cerita mistis bukan favorit semua orang, nilai seni dan budaya yang diangkat dalam film ini membuatnya layak ditonton sebagai hiburan sekaligus pengingat akan akar budaya Indonesia yang luhur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H