Pendahuluan
Desa Cupunagara kecamatan Cisalak kab. Subang Prov. Jabar terletak 17 km sebelah selatan kota kecamatan Cisalak, dengan ketinggian di atas 1200 MDPL menjadikan desa ini sebuah desa yang sejuk berada di bawah kaki gunung dan perbukitan.
Desa Cupunagara adalah desa yang sedang dikembangkan menjadi desa wisata oleh pemerintah setempat, berhubung dengan alamnya yang indah. Berada di ketinggian daerah sekitarnya, desa ini juga memiliki peninggalan-peninggalan bersejarah seperti situs Pabeasan, dan bangunan-bangunan peninggalan kolonial Belanda.
Desa ini memiliki empat dusun yaitu: Dusun Ciwangun, Bukanagara, Sukamulya, dan Cibitung. Berada di kaki gunung dan perbukitan membuat desa ini bersuhu dingin, kabut menyelimuti selama pagi dan sore hari.
Di desa kota kecamatan tempat saya tinggal sendiri banyak bangunan peninggalan kolonial Belanda yang kini sudah beralih fungsi jadi kantor pemerintahan, rumah dinas, puskesmas, juga sekolah SDN Cisalak 1 tempat saya sekolah dahulu.
Untuk menuju desa Cupunagara sekarang sudah bisa diakses melalui kendaraan pribadi, karena lebih dari separuh jalannya sudah diperbaiki dan sisanya sedang dilakukan pembenahan. sedangkan dahulu jalan ini hanya bisa dilewati kendaraan truk pengangkut kina dan teh atau kendaraan sejenis yang bisa melewati jalan terjal.
Ketika menuju desa ini juga kita dimanjakan dengan pemandangan dataran tinggi yang indah dan spot-spot wisata yang menarik untuk disinggahi seperti:
1. Dataran tinggi dengan pemandangan di bawahnya
Dari ketinggian kita bisa menyaksikan hamparan desa di bawahnya, disini juga disediakan wahana-wahana seperti tempat selfie, flying fox, karaoke, dan peristirahatan.
2. Curug Cipanoli
Adalah sebuah mata air pegunungan yang jernih dan tidak pernah kering, terletak di bawah tebing dengan pohon rotan dan pohon besar lain disekitarnya. Dahulu di jalan ini juga merupakan daerah pepohonan besar yang kini dirapihkan demi pembangunan jalan.
3. Goa Jepang
Ditengah perjalanan juga kita bisa menyaksikan sebuah goa peninggalan Jepang, disini berkembang berbagai mitos yang membuat kami enggan memasukinya. Tapi kini terlihat tempatnya mulai dibersihkan dan sedang dilakukan eksplorasi lebih lanjut.
4. Makom Keramat Eyang H. Geger Ilat
Makom Keramat Eyang H. Geger Ilat atau makam "Sapingping" berarti paha dalam bahasa Indonesia, menurut mitos masyarakat setempat konon makam ini adalah makam seorang sakti yang hanya bisa mati dengan memisahkan kuburan dari masing-masing bagian tubuhnya.
Makam bagian tubuhnya yang lain terdapat di puncak bukit lainnya di sekitar daerah kami. Mitos ini berkembang di masyarakat tapi belum ada pernyataan penelitian yang membuktikannya. Cerita hanya berkembang dari mulut ke mulut, dan makan ini punya kuncen yang turun temurun dari generasi ke generasi sampai sekarang.
5. Jalan yang masih dalam tahap penyelesaian.
Walaupun secara keseluruhan jalan sudah beraspal, namun sedikit beberapa kilo meter menuju desa Cupunagara jalan masih berbatu dan belum beraspal. Tapi masih bisa dilewati kendaraan bermotor.
Kesimpulan dan Harapan
Dengan dibukanya akses jalan menuju Desa Cupunagara, tentunya ini membuka jalan buat perkembangan desa itu sendiri untuk distribusi pertanian dan pariwisata. Saya harap pembangunan jalan dapat segera diselesaikan sehingga kita semua bisa segera mengeksplorasi desa ini dengan leluasa.
Saya sendiri telah berkali-kali melakukan perjalan menuju desa Cupunagara melalui jan kaki, jauh di atas desa Cupunagara ada perkampungan yang ditinggalkan penduduknya pada masa pemberontakan DITII. Desa ini bernama Jamuju yang hanya menyisakan puing-puing bangunan yang sudah ditutupi semak belukar.
Dengan dibukanya akses menuju desa itu saya yakin eksplorasi akan menjadi lebih menarik lagi, mengingat daerah ini adalah daerah yang kaya akan sejarah dan keindahan alam.