Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenangan Radio Transistor

7 Agustus 2024   13:47 Diperbarui: 7 Agustus 2024   14:09 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemilik radio sering mematikan radionya saat hujan deras karena khawatir perangkatnya tersambar petir, meskipun kemungkinan itu sebenarnya sangat kecil. Tapi pengetahuan dan informasi yang terbatas karena suara radio yang ikut bergerokgok (noise) ketika petir menyambar sangat membuat kami khawatir di zaman itu.

Keberadaan Radio Transistor

Radio transistor menjadi barang umum di banyak rumah. Harganya yang terjangkau disamping portabilitas dan konsumsi dayanya yang rendah, membuatnya menjadi pilihan utama terutama di daerah pedesaan atau pegunungan yang belum teraliri listrik. 

Kami menggunakan batu baterai sebagai sumber daya radio transistor, menjadikannya media hiburan utama bagi keluarga.

Televisi masih jarang ditemui saat itu, hanya keluarga-keluarga berada yang bisa memilikinya dengan menggunakan stroom accu sebagai sumber listriknya. Akibatnya, sandiwara radio dan dongeng menjadi bentuk hiburan yang sangat populer dan lebih mudah diakses oleh masyarakat.

Kisah-Kisah Legendaris

Stasiun-stasiun radio lokal kerap menyiarkan acara-acara menarik, termasuk siaran "Dongeng Mang Engkos" di Radio Kompas Sumedang setiap sore. Selain itu ada dongeng Wa Kepoh "Si Rawing" dan sandiwara radio "Saur Sepuh Brama Kumbara" yang juga sangat digemari oleh pendengar.

Siaran radio AM dan MW yang kami nikmati sering kali terganggu oleh cuaca buruk, terutama saat petir. Frekuensi AM dan MW lebih rentan terhadap gangguan atmosfer dibandingkan dengan FM, ketakutan bahwa radio dapat tersambar petir menjadi kekhawatiran yang cukup umum pada masa itu.

Pengaruh Radio terhadap Perkembangan Pribadi

Selain sebagai sarana hiburan radio juga berperan penting dalam perkembangan pribadi kami, melalui dongeng dan sandiwara kami belajar banyak tentang bahasa. Gaya bahasa, peribahasa, dan diksi yang digunakan oleh para pendongeng memperkaya kosakata kami, terutama dalam bahasa Sunda.

Keterampilan berbahasa ini berimbas positif pada nilai Bahasa Sunda saya di sekolah yang selalu menempati peringkat teratas. Karena tidak semua anak-anak pada waktu itu menggemari sadiwara radio dan dongeng, ada yang lebih memilih game watch atari yang juga mulai dipasarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun