- Band-band Indie: Banyak band indie yang hanya memiliki satu lagu hits. Hal ini bisa disebabkan oleh keterbatasan sumber daya, kurangnya promosi, atau karena musik mereka terlalu spesifik untuk pasar mainstream.
- Musisi Internasional: Fenomena one hit wonder juga terjadi pada musisi internasional. Lagu-lagu Macarena, More Than Words, What's Up?, MmmBop, No Rain, Torn, dll yang sempat mendunia namun tidak diikuti oleh kesuksesan lagu-lagu lainnya dari musisi atau band tersebut.
Implikasi untuk Industri Musik
- Pentingnya Diversifikasi: Musisi perlu terus berkreasi dan mencoba genre musik yang berbeda agar tidak terjebak dalam satu formula.
- Peran Label Rekaman: Label rekaman harus memberikan dukungan yang berkelanjutan kepada musisi, tidak hanya pada saat lagu mereka sedang hits. Artinya memberikan ruang pada musisi untuk berkreasi, berinovasi dengan musik yang bervariasi.
- Apresiasi terhadap Karya-Karya Lain: Pendengar musik juga perlu diajak untuk lebih menghargai karya-karya musisi di luar lagu hits mereka.
Kesimpulan
Fenomena "one hit wonder" adalah fenomena yang kompleks dengan berbagai faktor penyebab. Dalam kasus Gombloh dan beberapa musisi lainnya, kematian memang menjadi faktor utama yang menghentikan karir bermusiknya. Namun, kita juga perlu mempertimbangkan faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi keberhasilan seorang musisi dalam jangka panjang.
Gombloh dengan Kugadaikan Cintaku telah menorehkan tinta emas di halaman sejarah musik Indonesia, bukti bahwa musik memiliki kekuatan untuk menghubungkan orang-orang dari berbagai generasi. Lagu ini menjadi semacam jembatan yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini, sehingga menginspirasi banyak musisi muda dan menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah musik Tanah Air.
Fenomena one hit wonder yang melekat pada Gombloh tidak mengurangi nilai karya-karyanya. Kugadaikan Cintaku memang menjadi lagu yang paling ikonik, namun karya-karya lainnya juga memiliki kualitas yang baik dan layak untuk diapresiasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H