Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hidup Tanpa Hobi Bagaikan Sayur Tanpa Garam

19 Juli 2024   08:43 Diperbarui: 19 Juli 2024   08:50 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hobi menulis (Unsplash) via Kompas.com

Pendahuluan

Pemirsa, tulisan ini saya persembahkan untuk menjawab tantangan menulis dari Kompasiana bertajuk "Membayangkan Hidup Tanpa Hobi."

Hobi, menurut hasil pencarian di Mbah Google, adalah kegiatan rekreasi yang dilakukan pada waktu luang untuk menenangkan pikiran seseorang. Sementara itu, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikannya sebagai kegemaran atau kesenangan istimewa yang dilakukan pada waktu senggang dan bukan sebagai pekerjaan utama.

Dalam tulisan ini saya ingin memadukan konsep hobi dengan pekerjaan utama, intinya hobi bisa kita kendalikan. Terus terang, hobi saya berubah seiring dengan berjalannya waktu, situasi, dan kondisi hidup saya.

Masa Kanak-Kanak dan Remaja

Pada usia kanak-kanak hingga remaja yang dikenal sebagai masa pencarian jati diri, hampir semua kegiatan menyenangkan bagi saya. Mulai dari olahraga seperti bermain bola, bulu tangkis, tenis meja, hingga permainan seperti: petak umpet, mengisi teka-teki silang, game, naik gunung, dan lain-lain. Semua itu saya anggap sebagai hobi dan sering saya lakukan.

Perubahan Seiring Waktu

Seiring usia yang bertambah dewasa dan tuntutan pekerjaan yang semakin besar, hobi saya mulai terbatasi. Situasi dan kondisi memaksa saya untuk menyesuaikan diri. 

Sebagai contoh, saya memutuskan untuk meninggalkan hobi bermain game karena dirasa kurang bermanfaat. Saya juga mengurangi hobi-hobi yang menyita waktu, seperti naik gunung dan berolahraga, dan hanya melakukannya jika ada kesempatan. 

Sedangkan untuk teka-teki silang, saya meninggalkannya karena sekarang sudah jarang ditemukan dan jika ada pertanyaannya cenderung monoton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun