Karena saya asli orang Sunda kujang adalah bukan sesuatu yang baru di telinga saya, tapi untuk mengetahui lebih dalam saya baru mencobanya kali ini berhubung dengan obrolan-obrolan ringan saya dengan keluarga yang hobi mengoleksinya.
Salah satu referensinya adalah Kang Budi Dalton seorang budayawan Sunda, dari penuturannya kujang itu ternyata banyak mengandung filosofi yang tidak bisa saya kuasai dalam sekejap.
Mumpung sekarang saya masih di Bandung dan sedang semangat untuk membahasnya, objek kujang banyak ditemukan disini dan orang-orang yang kompeten tentang kujang ini juga banyak ditemukan disini diantaranya Kang Budi Dalton.
Kang Budi Dalton adalah seorang budayawan Sunda juga dosen di universitas ternama di Bandung, dirumahnya banyak ditemukan literasi dan kajian tentang berbagai budaya khususnya budaya sunda salah satunya ya Kujang.
Kujang berasal dari sebuah konsepsi sistem ketatanegaraan Sunda purba sebagai simbol ajaran, maka dengan demikian kita harus mampu membaca melalui disiplin ilmu yang berasal dari wawasan leluhur.
Untuk membaca lebih dalam filosofi kujang (maca totonden) ada beberapa konsep yang dikenal di wawasan leluhur Sunda yaitu:
Upa-Saka Pancacuriga "elmu Panemu" seperti:
- Sindir/ Sampir (index)
- Silib/ Siloka (icon)
- Sandi/ Simbul (code)
- Sasmita (esensi)
- Sunyata (realita)
selain itu ada konsep Upa-Saka Pancaniti "Jampe Pamake" yang terdiri dari:
- Niti Harti (tahap mengerti)
- Niti Surti (tahap memahami)
- Niti Bukti (tahap membuktikan)
- Niti Bakti (tahap membaktikan)
- Niti sajati (tahap menemui kebenaran)
Secara global jenis kujang dibedakan atas beberapa menurut:
1. Â fungsinya seperti:
- Kujang Pusaka.
Digunakan sebagai simbol pelindung keselamatan diri, keluarga, bahkan masyarakat sekitarnya, demi terhindar dari marabahaya.
- Kujang Pakarang.
Adalah jenis kujang senjata yang hanya digunakan untuk melindungi diri (bukan untuk menyerang)
- Kujang Pangarak.
Digunakan sebagai sarana upacara kenegaraan.
- Kujang Pamangkas.
Sebagai sarana upacara seren taun (pamungkas) atau acara pembuka suatu kegiatan sakral.
- Kujang Sajen.
Adalah berfungsi sebagai sarana ritual keagamaan atau ruwatan desa.
2. Sedangkan menurut bentuknya kujang dibedakan menjadi:
- Kujang jago.
Kujang yang memiliki makna atau sifat maskulin, kalau kita perhatikan ujung kujang ini memang menyerupai paruh ayam jago sebagai simbol kejantanan.Â
- Kujang Badak
Ini merupakan bentuk siloka dari Bagawat Kara Sunda (seorang Pandita/ posisi guru resi)
- Kujang Ciung.
Merupan personifikasi sebuah jenis Burung Esensi makna "Ciung adalah Ca'ang(terang)"
- Kujang Bango.
Sejenis burung bango atau kuntul yang mengarah pada tokoh dalam babak Banjar Nagara.
- Kujang Naga.
Merupakan kujang pusaka atau gagaman raja.
- Kujang Geni.
Bentuknya menyerupai lidah api yang menyala.
- Kujang Bangkong.
Menyerupai binatang kodok.
- Kujang Buta.
Kujang yang memiliki lubang delapan.
- Kujang Lanang.
Sejenis kujang yang mengadaptasi ilmu agama Islam.
- Kujang Balati.
Kujang simbol bela pati atau dela negara terhadap ibu pertiwi.
- Kujang Daun.
Dianggap mempunyai khasiat menghidupkan satria yang sudah perlaya.
Pada kebiasaan orang Sunda kabuyutan (katakanlah orang sunda yang masih memegang tradisi Kasundaannya dengan kuat) Kujang itu tidak sembarang dipajang atau ditampilkan. Mereka punya keris, tombak dll. Tapi kujang tidak mereka tunjukan sembarangan, biasanya mereka bungkus dengan kain putih dan disimpan ditempat istimewa seperti di bawah bantal misalnya layak sesuatu barang yang sangat berharga.
Ada 40an jenis kujang lebih yang ada dan masing-masing menyimpan keunikannya tersendiri, kujang tidak sembarang digunakan, ditunjukan, bahkan tidak diperkenankan untuk dipegang orang lain selain pemiliknya.
Penggunaannya pun hanya digunakan pada acara ritual-ritual tertentu seperti acara ritual pemotongan padi pertama, ngabukbak leuweung (membuka hutan) dll.
Dari sekian banyak keterangan tentang kujang saya ditunjukan dua jenis kujang dari banyak jenis kujang yang ada yaitu kujang Ciung dan Kujang Jago dan dari sekian banyak filosofi yang menyangkut dalam benak dan perhatian saya adalah Mata Kujang (Lubang yang terdapat pada kujang).
Kujang, semua memiliki lubang yang menarik dari semua kujang tidak ada yang berlubang 8. Lubang terbanyak adalah 9, walaupun ada kujang berlubang delapan dinamakan sebagai Kujang Buta.
Berikut adalah penjelasannya:
Kujang direpresentasikan pada pembentukan janin manusia pada perut ibunya mulai dari satu bulan dan seterusnya, usia 8 bulan janin dianggap muda kembali (prematur) mangkanya di Sunda tidak ada kujang berlubang delapan (kujang buta) sedangkan kujang bermata 9 adalah simbol manusia ideal mengingat manusia pada umumnya dikandung selama 9 bulan.
Masih banyak kajian tentang kujang ini, inilah materi yang dapat saya sampaikan pagi ini. Semoga hal ini mengundang artikel lain untuk membahasnya lebih baik lagi sekian semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H