Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pengalaman Adalah Guru yang Terbaik

4 Juli 2024   22:17 Diperbarui: 4 Juli 2024   23:03 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumen screen shot WhatsApp

Selama ini saya menulis di Kompasiana yang saya lakukan hanya menulis dan menulis, memimpikan menjadi seorang penulis profesional adalah impian semua penulis pada umumnya. Tapi tentunya semua hal tidak ada yang instan, segala sesuatu membutuhkan proses dalam meraihnya.

Pengalaman hari ini sungguh pengalaman yang berharga dalam keseharian saya, karena kebiasaan saya membagikan tulisan di berbagai grup WhatsApp ahirnya mendapat perhatian seorang teman yang berbaik hati menawarkan kritik dan saran atas tulisan saya yang berjudul "Tidak Ada Usaha yang Sia-Sia"

Dengan santun teman saya sekolah dulu ini kembali memperkenalkan diri dan menjelaskan bahwa dia pernah bekerja di sebuah media sebagai editor, dan atas pengalamannya tersebut dia menawarkan masukan untuk memperbaiki tulisan-tulisan saya. Hal tersebut tentu saja saya terima dengan senang hati, dan berikut adalah isi percakapan santai kami.

Diawali dengan sebuah screenshot tulisan saya di Kompasiana yang kemudian dikomentarinya:

 

Teman : "Dan" tidak boleh diawal kalimat karena fungsinya untuk menyambungkan. Harus ada kata atau kalimat awalnya

Saya: "Baik, terima kasih ditunggu koreksi berikutnya...:)" sambung saya, kemudian teman saya pun mengirim screenshot selanjutnya dan kembali mengomentarinya.

dokumen screen shot WhatsApp
dokumen screen shot WhatsApp

Teman: "Koma itu sebaiknya hanya 1 di dalam 1 kalimat. Jika kalimat itu panjang maka bisa dijadikan 2-3 kalimat" Balas teman saya. 

Sungguh menarik dapat masukan-masukan di atas saya pun tidak sabar menunggu koreksi selanjutnya.

Saya: "Siap setuju, itu juga membuat kalimat lebih simpel dan mudah dicerna Pembaca...:)" saya terus merespon menunggu bahasan selanjutnya.

dokumen screen shot WhatsApp
dokumen screen shot WhatsApp

Teman: "Ini sama masalahnya koma dan kalimat yang panjang. Kalau dibacakan host atau pembaca berita nafasnya jadi sesak hehe" balas teman saya penuh canda. 

Saya tertegun sebentar karena senang mendapat perhatian atas tulisan saya dan juga menambah wawasan. Disamping itu saya merasa terharu ada teman yang begitu tulus memberikan masukan padahal kami belum pernah bertemu langsung, atau tepatnya mungkin pernah kami bertemu tapi kami tidak menyadarinya karena teman saya ini adalah teman satu sekolah 35 tahun yang lalu.

Selanjutnya saya pun terus meresponnya dengan harapan teman saya ini memberikan saran-saran berikutnya. 

Saya: "Siap terima kasih atas saran yang berharga ini..." pancing saya. Gayung bersambut teman saya ini pun kembali mengirim screenshot tulisan saya dan kembali mengomentarinya.

dokumen screen shot WhatsApp
dokumen screen shot WhatsApp

Teman: "Yang" adalah kata penyambung jadi tak boleh di awal kalimat . Ini juga kalimatnya terlalu panjang dan banyak koma"

Saya: "Siap, lanjutkan...:)" jawab saya setengah memohon.

dokumen screen shot WhatsApp
dokumen screen shot WhatsApp

Teman: "Ini juga sama ya banyak potensi anak kalimat jadi kalimat utuh. Masalah koma lagi hehe" lanjutnya.

Saat itu juga saya langsung mempraktikan semua dengan mengedit tulisan saya di atas, obrolan santai kami pun berlanjut membahas pengalaman-pengalaman lain dalam menulis yang bermanfaat.

Setelah saya praktikan ternyata menulis yang baik dan benar itu tidak mudah, tapi inilah proses yang akan saya nikmati setiap langkahnya sampai benar-benar menguasainya.

Ya begitulah seharusnya kita berteman saling mengisi dan mengingatkan, saya jadi teringat sebuah kutipan anonim yang saya temukan di facebook: "It is better to have an enemy who honestly says they hate you than to have a friend who's putting you down secretly", tapi kutipan di atas sedikit bernada sinis dan saya tidak suka itu karena teman-teman saya di Kompasiana tidak ada yang seperti itu.

Saya lebih suka kutipan yang menyatakan: "Punya seribu teman itu masih kurang, tapi punya satu orang musuh itu terlalu banyak". Kok jadi ngelantur hehe...

Kesimpulannya semoga pengalaman ini bermanfaat, menghibur, aktual, menarik, atau unik. Sekian dan terima kasih hehe...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun