Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Rute Subang Bandung Adalah Jalur Rawan Kecelakaan

13 Mei 2024   06:20 Diperbarui: 15 Mei 2024   20:17 864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puing-puing tiang dan sampah berserakan di lokasi kecelakaan di Tanjakan Emen, Subang, Jawa Barat, Minggu (11/2/2018).(KOMPAS.com/AGIEPERMADI)

Lahir di daerah sekitar Jalan Cagak, Subang, Jawa Barat sekitar tahun tujuh puluhan membuat saya sangat mengenal rute ini. Orang menyebutnya dengan rute Bandung - Subang. Tepatnya dari kota Subang menuju Terminal Ledeng di daerah dekat Gedung Siliwangi Jl. Setiabudi Bandung, dimana dari Terminal Ledeng ini kita dapat mendapatkan berbagai kendaraan umum yang menuju daerah Bandung dan sekitarnya.

Villa Isola Gedung Siliwangi dulu IKIP Bandung, Jawa Barat. (www.bandung.go.id)
Villa Isola Gedung Siliwangi dulu IKIP Bandung, Jawa Barat. (www.bandung.go.id)

Daerah jalan Cagak adalah daerah yang menghubungkan 4 kota yaitu Bandung (lewat Ciater), Purwakarta (lewat Sagala Herang), Sumedang (lewat Cisalak), dan dari Subang sebagai kota kabupatennya. Ditandai dengan Tugu Nanas besar di pertigaan menuju kota-kota tersebut.

Tugu nanas di Jalancagak Subang. (Foto: Dwiky Maulana Vellayati/detikJabar)
Tugu nanas di Jalancagak Subang. (Foto: Dwiky Maulana Vellayati/detikJabar)

Tahun 1980an kendaraan yang populer di jalur ini adalah Bus Bintang Murni (BM) tua, kendaraan colt minibus Mitsubishi L-300, yang kemudian kalah bersaing dengan kendaraan Elf.

Sopir dan pemilik kendaraan di daerah kami adalah orang-orang yang diuntungkan saat itu karena profesi ini adalah profesi yang banyak meghasilkan cuan saat itu berhubung dengan masih jarangnya kendaraan umum untuk bepergian apalagi punya kendaraan pribadi adalah kemewahan. Yang penting mau kerja keras untuk "nambangan" istilah masyarakat sekitar untuk mencari penumpang.

Penumpang pun umumnya berupa orang-orang langganan yang sudah saling mengenal satu sama lain karena seringnya mereka berinteraksi karena berada dalam satu kendaraan antara Sopir, Kondektur dan Penumpang. Penumpang ada yang berprofesi sebagai Mahasiswa, Pedagang, dan lain-lain yang rutinitas sehari-harinya bepergian.

Baca juga: Mudik ke Bandung

Jalur Rawan Kecelakaan.

Baca juga: Kisah Sebuah Pohon

Jalur Subang-Bandung adalah jalur rawan kecelaan bagi pengguna jalan, tapi bukan bagi kami sebagai warga setempat yang sudah mengenal jalurnya. Yang terlibat kecelakaan biasanya kendaraan dengan sopir pendatang yang belum mengetahui seluk beluk jalur Bandung-Subang.

Faktor yang paling sering terjadi adalah kondisi rem blong, karena jalur ini adalah jalur tanjakan terus menerus sampai menuju daerah Gunung Tangkuban Perahu, Lembang, Bandung.

Ada beberapa titik yang terkenal banyak menelan korban diantaranya dan yang paling terkenal adalah Tanjakan Emen (Ci Cenang) yang terletak sebelum jalan menuju Gunung Tangkuban Perahu.

Nama tanjankan Emen sendiri konon diambil dari seorang nama kondektur yang menjadi korban kecelakaan di daerah ini.

Puing-puing tiang dan sampah berserakan di lokasi kecelakaan di Tanjakan Emen, Subang, Jawa Barat, Minggu (11/2/2018).(KOMPAS.com/AGIEPERMADI)
Puing-puing tiang dan sampah berserakan di lokasi kecelakaan di Tanjakan Emen, Subang, Jawa Barat, Minggu (11/2/2018).(KOMPAS.com/AGIEPERMADI)

Puluhan kejadian bahkan mungkin ratusan insiden kecelakaan terjadi di Tanjakan Emen. Faktor utamanya lagi-lagi adalah faktor human error dan kondisi kendaraan yang tidak prima. Untuk kendaraan yang mengalami rem blong pada jalur ini dijamin kendaraan meluncur bebas yang akhirnya harus menabrakan diri ke tebing atau masuk jurang kalau tidak mau bertabrakan dengan kendaraan lain. Ini umumnya terjadi pada kendaraan bus besar yang berasal dari luar kota. 

Saking urgensinya sampai-sampai pemerintah mendirikan sebuah monumen sebagai pengingat untuk pengguna jalan agar senantiasa berhati-hati.

Tanjakan Emen di Subang, Jawa Barat. (Foto: Yudha Maulana/detikcom)
Tanjakan Emen di Subang, Jawa Barat. (Foto: Yudha Maulana/detikcom)

Selain Tanjakan Emen bukan berarti jalur lain di sekitar Jalur Subang-Bandung adalah jalur aman, semua sama bahayanya dengan tanjakan curam yang panjang juga berkelok-kelok.

Daerah jalan Cipeundeuy, dan jalan menuju Cisalak adalah jalur yang cukup banyak menelan korban jiwa.

Tips Aman

1. Berhati-hati adalah hal utama yang harus selalu dipelihara, perhitungkan kecepatan kita dengan kondisi medan jangan lengah atau mengambil resiko dengan menjalankan kendaraan diluar ketentuan.

2. Pastikan kendaraan semua dalam kondisi prima, banyak kejadian kendaran mogok tidak kuat nanjak karena faktor kendaraan tua atau sopir yang kurang terampil.

3. Berdo'a selalu ingat Tuhan, tidak ugal-ugalan dan patuhi rambu-rambu lalu lintas.

Kejadian terbaru adalah kecelakaan di daerah Palasari, Ciater, Jalan Cagak Subang dimana Rombongan anak sekolah dari Depok yang menjadi korbannya.

TKP Minggu (12/5/2024) (Sumber: Kompas.tv/Ant/Rubby Johan)
TKP Minggu (12/5/2024) (Sumber: Kompas.tv/Ant/Rubby Johan)

Polda Jawa Barat telah merilis informasi tentang identitas korban ke-11 dalam kecelakaan bus Trans Putera Fajar yang menimpa rombongan pelajar dari SMK Lingga Kencana Depok. Dari total 11 korban yang meninggal dunia, 10 di antaranya adalah siswa dari sekolah tersebut, sementara satu lainnya adalah seorang warga sekitar tempat kejadian.

Salah satu korban dari kalangan lokal adalah pengendara sepeda motor Honda Beat yang ditabrak oleh bus tersebut. Kecelakaan tragis itu terjadi ketika bus tersebut oleng di jalan raya Desa Palasari, Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Kesimpulan: Jangan pernah lengah dalam menjelajahi jalur ini, tetap waspada terutama bagi kendaraan-kendaraan baru menjelajahi wilayah ini. Jangan abaikan kondisi kendaraan yang kurang prima, "UtaMakan Selamat" dan jangan ambil resiko.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun