Menurut Si Mahasiswa seharusnya penurunan angka stres tidak lebih dari 2-3 %. Akhirnya dia mengambil keputusan ada yang salah dengan alatnya, dan saya masih harus menjalankan meditasi untuk hasil pengecekan dua minggu berikutnya.
Saya nurut-nurut saja, dan dua minggu berikutnya Si Mahasiswa Pun datang kembali dan melakukan pengecekan seperti biasa.
Hasilnya lagi - lagi mencengangkan Si Mahasiswa karena menurut angka yang ditunjukan alatnya saya sehat - sehat saja. Tidak terdeteksi stres dan kolesterol.
Dari situ saya mengambil kesimpulan sendiri tanpa mengatakannya pada Si Mahasiswa, bahwa baik penyakit gangguan kecemasan   ( anxiety disorder ) mau pun penyakit kolesterol sumbernya adalah pikiran kita sendiri atau katakanlah sebuah sugesti.
 Tapi entahlah kejadian yang sesungguhnya terjadi hanya Allah SWT yang mengetahuinya.
Setelah itu Si Mahasiswa mengatakan untuk memastikan dia akan kembali dua minggu berikutnya, dan apabila hasilnya sama maka dia akan menghentikan penelitiannya terhadap saya.
Pertemuan ke-4 pun seperti biasa dilakukan dua minggu berikutnya dan hasilnya sama. Akhirnya Si Mahasiswa pun menyatakan mengehentikan penelitian terhadap saya dengan angka diluar prediksinya.Â
Dari tujuh kali pertemuan yang direncanakan hanya dilakukan empat kali, dan angka yang seharusnya turun 2-3 % ini turun sampai angka normal.
Sebagai penutup saya ingin menyampaikan sebuah keterangan yang saya dengar dari guru dan para ustadz bahwa: "sesungguhnya Allah SWT dekat dengan prasangka kita"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H