“Aku harus pulang, Mbah. Bapakku menunggu daun dewa untuk memar di kakinya. Lain kali aku kesini lagi.” Dia tersenyum.
“Tidak perlu berjanji, Mas Nur.” Aku pulang meninggalkannya, membawa sebungkus kecil daun dewa. Untuk memar bapakku.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!