Sebelum lebih jauh membahas lebih jauh, saya akan jelaskan terlebih dulu secara singkat  tentang ecobrick. Ecobrick berasal dari kata ecology yang berarti ekologi dan brick yang berarti bata atau bisa disebut juga dengan bata ramah lingkungan.
Ide ini pembuatannya dicetuskan oleh pasangan suami istri Russell Maier, pria asal Kanada dan Ani Himawati perempuan asal indonesia yang memiliki rasa kepedulian sangat tinggi terhadap sejumlah negara berkembang, di Asia Tenggara khususnya, dalam menghadapi permasalahan sampah plastik.
Ecobrick ini terbuat dari botol plastik yang diisi dengan sampah plastik hingga padat.
Cara pembuatan ecobrick itu sendiri memang tidaklah bisa cepat walau terlihat sederhana: yaitu melalui botol plastik ukuran 600 ml diisi sekitar 250 gram sampah plastik atau sama dengan 2500 lembar plastik bungkus mie instan.
Sedangkan untuk botol plastik ukuran 1,5 liter yang dapat diisi sekitar 600 gram atau hampir sama dengan 6000 lembar plastik bungkus mie instan.Â
Bahkan bisa dimanfaatkan sebagai bahan untuk pembuat tembok seperti pemakaian batu bata umumnya.
Hanya dengan bermodalkan 1 botol bekas air minum dan sampah bungkus sisa mie instan yang orang indonesia makan hampir setiap harinya.
Sudah tidak terbayangkan lagi berapa banyak sampah yang dihasilkan dan itu baru dari bungkus mie instan saja belum termasuk yang lain.
Dengan cara Ecobrick ini dirasa dapat membantu serta menekan persoalan penghasilan sampah di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H