Mohon tunggu...
Agus Elpin
Agus Elpin Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pendidik/Dinas Pendidikan Kabupaten Sambas

Hobi Berpetualang ke Hutan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

4 November 2022   21:11 Diperbarui: 4 November 2022   21:39 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koneksi Antar Materi 3.2.a.8

Pemimpin Pembelajaran Dalam Pengelolaan Sumberdaya

Dalam mewujudkan Sekolah yang baik dan memberikan pelayanan yang maksimal maka diperlukan kebijakan-kebijakan yang berpihak pada murid. Untuk mewujudkan semua itu tidak jarang kita terbentur pada hal-hal yang dapat menghentikan langkah kita seperti keterbatasan sarana, kekurangan personil, bahkan yang sering terjadi yaitu terhambatnya suatu kegiatan karena kurangnya dana yang tersedia.

Oleh karena itu, maka perlu adanya seorang pemimpin yang baik yang mampu mengelola Sumberdaya Sekolah yang ada.

Sekolah sebagai Ekosistem pendidikan tidak lepas dari faktor Biotik dan Abiotiknya. Faktor Biotik misalnya Kepala Sekolah, Guru, Staff TU, Pengawas, Murid, Orang tua murid, Dinas pendidikan, maupun Pemerintah Daerah. Hal itu tentu tidak terlepas pula dari faktor Abiotiknya seperti Keuangan, Sarana Prasarana dan Lingkungan Alamnya.

Seorang pemimpin harus mampu memetakan dan memanfaatkan Aset yang ada disekitar sekolah sebagai kekuatan yang bisa menopang berjalannya roda pendidikan. Mampu berpikir tentang kelebihan yang ada untuk mencapai kesuksesan. Selain itu dalam pengelolaan sumberdaya seorang pemimpin harus bisa merancang sebuah visi berdasarkan Aset dan kekuatan yang ada.

Jika pengelolaan Aset tepat pada penggunaanya maka kita akan mampu membangun relasi yang baik. Sebagai seorang pemimpin yang baik maka ia harus mampu berperan sebagai Fasilitator dalam menggerakkan komunitasnya.

Bagaimana pengelolaan Aset yang tepat itu?

Pengelolaan aset yang tepat ditandai dengan beberapa hal seperti :

  • Terjadinya dialog yang aktif dalam mendorong keberagaman antar warga sekolah demi kemajuan murid
  • Memperkuat komitmen warga sekolah dan bergotong royong demi kemajuan  bersama
  • Membangun koneksi dan kolaborasi
  • Mengenal diri sendiri dan membangun aset yang ada
  • Membentuk masa depan yang baik
  • Bertindak dengan Obsesi  Ide dan Peluang
  • Merangkul perubahan dan bertanggungjawab
  • Pembaharuan kepemimpinan secara terus menerus

Pengelolaan Sumberdaya Aset Sekolah yang baik haruslah mempunyai keterhubungan yang baik. Terdapat tujuh modal utama yang dapat dimanfaatkan dalam menemukenali Sumber daya yang ada di Sekolah sperti:

  • Modal Manusia
  • Modal Sosial
  • Modal Politik
  • Modal Agama dan Budaya
  • Modal Fisik
  • Modal Lingkungan/Alam
  • Modal Finansial

Dari ketujuh Sumberdaya yang ada kita bisa memetakan Aset yang ada untuk memaksimalkan kekuatan Sumberdaya yang dimiliki oleh Sekolah. Pendekatan berbasis aset ini juga digunakan sebagai dasar paradigma Inkuiri Apresiatif (IA) yang berkaitan dengan modul 1.3, dimana paradigma IA ini percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. 

Inti positif ini merupakan potensi dan aset organisasi.  Dalam implementasinya, IA dimulai dengan menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah dicapai dan kekuatan yang dimiliki organisasi, sebelum organisasi menapak pada tahap selanjutnya dalam melakukan perencanaan perubahan.

Menurut Cooperrider & Whitney (2005), Inkuiri Apresiatif adalah suatu filosofi, landasan berpikir, yang berfokus pada upaya kolaboratif menemukan hal positif dalam diri seseorang, organisasi, dan dunia sekitarnya, baik dari masa lalu, masa kini, maupun masa depan.  kita hidup pada zaman yang membutuhkan mata yang dapat melihat dan mengungkap hal yang baik dan benar.  Mata yang mampu membukakan kemungkinan perbaikan dan memberikan apresiasi atas hal yang sudah berjalan baik.  

Bila sebuah organisasi lebih banyak membangun sisi positif yang dimilikinya, maka kekuatan sumber daya manusia dalam organisasi tersebut dipastikan akan meningkat dan kemudian organisasi akan berkembang secara berkelanjutan.

Dalam memanfaatkan Aset yang ada tentu Modal utama yang paling besar dan mudah untuk kita gali pertama kali adalah Modal Manusianya. Seorang pemimpin yang baik hendaknya harus mampu menggerakkan dan mendorong warga sekolah untuk terlibat langsung dan aktif dalam memberikan kontribusi positif pada Sekolah. Dengan pengelolaan sumberdaya yang tepat pembelajaran akan berjalan lebih berkualitas.

Misalnya saja seperti yang sudah diterpkan di SD Negeri 03 Setalik dalam upaya Peningkatan Literasi Sekolah. Kepala Sekolah dan Dewan Guru berinisiatif mengadakan kerjasama dengan Perpustakaan Daerah Kabupaten Sambas. Dalam hal ini, kepala sekolah mengadakan progam kunjungan siswa Kelas 4, 5, dan 6 untuk berkunjung ke PUSDA untuk mengenalkan Perpustakaan anak dalam upaya menumbuhkan minat membaca pada murid.

 Selain itu murid juga diajak untuk mengenali sejarah dan cerita daerah melalui tayangan film Dokumenter dan Film Animasi di Bioskop PUSDA. Selain bisa bermain murid juga bisa belajar melalui pengalaman langsung ketika melakukan kunjungan.

Jadi dalam hal ini SD Negeri 03 Setalik sudah memanfaatkan Modal Aset Manusia berupa Kepala Sekolah sebagai Pemimpin sekaligus Penangungjawab dalam kegiatan kunjungan, Guru-guru sebagai pelaksana kegiatan dalam mengawasi dan membantu suksesnya program yang dijalankan, serta murid sebagai pelaksana progam yang mengikuti program dengan tertib, bertanggungjawab dan partisipatif. 

Selain itu SD Negeri 03 Setalik juga sudah memanfaatkan Aset Fisik berupa Gedung Perpustakaan Daerah serta Aset Politik Berupa kebijakan yang diambil oleh kepala sekolah dan kerjasama antara Sekolah dengan Ketua Perpustakaan Daerah Sambas.

Foto: doc pribadi_Ags.Bioskop/PUSDA Sambas
Foto: doc pribadi_Ags.Bioskop/PUSDA Sambas

Contoh lain misalnya Sekolah mengadakan kerjasama dengan TPA dan Guru Ngaji. Selama ini Tempat murid mengaji (Belajar membaca Al-Quran bagi orang Islam) berdiri secara terpisah dan tidak ada kerjasama dengan sekolah.

Setelah mengikuti Program Guru Penggerak saya mulai terfikir dan  melalui Pengelolaan Sumber Daya yang baik kami Dewan Guru memprogramkan untuk Khataman Al-Quran secara masal. Pesertanya adalah murid kelas 6 yang akan lulus. 

Disitu kita bisa memanfaatkan aset modal Manusia berupa Guru Ngaji dan Murid dalam membimbing membaca Al-Quran dengan nada/lagu Khataman bagi murid yang sudah selesai belajar mengaji hingga 30 Juz.

Dari pembelajaran modul ini saya merasa terbuka wawasan saya bahwa berpikir dengan pola Assed Based  Approach atau berpikir berbasis kekuatan itu mampu menimbulkan semangat positif dalam menjalankan rutinitas sebagai guru.

Selama ini Standar sarana dan prasarana merupakan kriteria minimal yang harus dipenuhi oleh sekolah berkaitan dengan tempat belajar, tempat berolahraga, tempat ibadah, laboratorium, perpustakaan, bengkel kerja, tempat bermain, dan  lainnya.  

Sekolah kami hanya memiliki kriteria minimal dari standar sarana dan prasarana,  jadi kami menganggap keterbatasan kami adalah hambatan terbesar kami dalam menghasilkan kualitas pendidikan yang optimal. Ternyata setelah mempelajarai modul ini banyak Aset yang bisa kita manfaatkan dalam memaksimalkan pembelajaran. 

Berpikir dengan pola pikir Deficit Based Approach atau pola pikir berbasis kekurangan yang selama ini banyak menghambat kreatifitas guru harus saya hilangkan. Semua ini demi Optimalnya peran guru dalam memberikan pendidikan yang baik pada murid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun