Mohon tunggu...
Agus Eko K.
Agus Eko K. Mohon Tunggu... Relawan - Penjaring Berlian

Seorang driver ojek online yang bentuk kepalanya tak bulat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menjaga Denyut Griya Studi

2 Juli 2019   16:57 Diperbarui: 3 Juli 2019   09:16 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bangunan itu perlu sentuhan seorang tukang karena kondisi atapnya yang rentan bocor. Belum lagi warna cat yang sudah kusam, sehingga membuat ruangan jadi kurang sedap untuk dipandang. 

Kondisi sebagian lantai yang bersemen juga membuat siapa pun yang beraktivitas di tempat tersebut wajib menggunakan alas kaki. Sehingga perlu dipasang keramik lantai.

Itulah salah satu penyebab mengapa denyut di griya itu terhenti. Keadaan ini terjadi bukan karena kebijakan dari seseorang, melainkan agar siapa pun kelak insan yang beraktivitas di griya studi itu dapat merasa kerasan.

Sebut saja pria ini Lano. Lahir di Jawa Timur, tepatnya 35 tahun lalu. Kala itu ia sedang berusaha untuk menghidupkan kembali denyut di griya studi. Hampir 365 hari lamanya ia menghilang dari kehidupan anak-anak yang tinggal di area padat penduduk belakang griya.

Jika pada periode sebelumnya ada sekitar 15 anak yang beraktivitas di griya studi itu. Kali ini Lano harus berusaha mengumpulkan lagi anak-anak satu per satu.

Mencari trik untuk menghimpun kembali anak-anak jadi tantangan tersendiri bagi Lano. Apalagi terdengar kabar dari pemilik warung samping griya kalau anak-anak sekarang ikut bimbingan belajar di tempat lain. "Wah, bertambah lagi bobot tantangan si Lano," gumamku dalam hati. 

Walau terdengar berat, Lano tetap berusaha sebisa mungkin berjuang mengumpulkan kembali anak-anak.

Ibarat sebuah pepatah, pucuk dicinta ulam tiba. Dua anak perempuan dampingan belajar Lano yang dulu tiba-tiba muncul di hadapannya. Anak-anak ini berseliweran di luar area griya studi.

Mereka berdua adalah Ela (11) dan Anda (9), yang ternyata masih tetap ingat dengan Lano. Hal ini terlihat saat kedua anak itu menyapa Lano dengan penuh keceriaan.

Layaknya sepasang kekasih yang rindu kebersamaan di masa lalu, salah seorang dari mereka bertanya. "Kak, kapan kita bisa mulai belajar lagi?" Lano pun segera menimpali pertanyaan anak tersebut. "Mulai hari Senin depan ya." 

Hari Senin yang Lano janjikan pun akhirnya tiba. Kini saatnya ia memulai misi untuk membangun lagi denyut griya studi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun