Di rumah itulah Lano bersama anak-anak setiap hari Senin dan Kamis menghabiskan waktu sorenya. Entah untuk mengerjakan pekerjaan rumah dari sekolah, mempersiapkan bahan ujian buat esok hari, dan lain sebagainya.
Ada kebiasaan yang tak boleh terlewat di griya studi. Setiap menjelang akhir dari perjumpaan dengan bocah-bocah selalu ada kegiatan ekstra bagi anak-anak. Biasanya seperti bernyanyi dan bermain bersama-sama. Tujuan sederhana dari kegiatan ekstra agar anak-anak tetap merasakan kegembiraan seusai belajar.Â
Waktu pun terus berjalan, sudah 2 kali perjumpaan berlalu di griya studi tersebut. Tetapi anak-anak yang hadir tetap hanya Iqi, Ela, dan Anda. Kegelisahan pun menyelimuti perasaan Lano.Â
"Ke mana perginya anak-anak yang lain?" Tanya Lano pada ketiga anak perempuan itu. Dua di antara tiga anak tersebut menimpali pertanyaan Lano. Yang pertama menjawab tidak tahu, yang kedua lagi bilang kalau teman-teman lain masih mengaji semua.Â
Mendengar jawaban dari mereka secara pribadi Lano merasa bersalah. Bersalah karena kepadatan agenda dari markas besar Lano. Itu ditambah lagi dengan renovasi griya studi yang juga cukup memakan banyak waktu. Sehingga membuat relasi yang telah terbangun dengan anak-anak menjadi temaram.Â
Mencoba berkaca dari kesalahan itu, Lano pantang untuk menyerah dengan keadaan. Begitu kegiatan bersama anak-anak usai, ia titipkan pesan pada Ela, Anda, dan Iqi. "Jangan lupa kabari teman-teman yang lain ya."
Sepertinya pesan dari Lano tersampaikan kepada anak-anak yang lain. Itu terbukti saat pertemuan berikutnya. Di mana dari segi jumlah anak-anak yang hadir mengalami peningkatan.
Satu per satu anak-anak muncul dari balik pintu griya studi. Selain Iqi, Ela, dan Anda, saat itu hadir pula Anita, Santi, serta  Kinanti. Bagi Lano kedatangan keempat anak tersebut adalah sebuah perkembangan.Â
Begitu memasuki bulan-bulan berikutnya kehadiran Rangga dan Ucup yang masih duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar menambah lagi keceriaan di griya studi. Itu belum termasuk sembilan anak lainnya seperti Abu, Jaelani, Tessi, Aisa, Ubi, Solikin, Ucok, Karina, dan Gebi.
Lano terlihat gembira melihat griya studinya kembali dihiasi tingkah laku dan tawa canda bocah-bocah.