Mohon tunggu...
Agus Conspiracy
Agus Conspiracy Mohon Tunggu... Seniman - Owner: Conspiracy Merchandise

Chemistry | Kid | Depression Survivor | Penyembah Bonsai

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kondor Terjaga

12 Agustus 2017   22:07 Diperbarui: 12 Agustus 2017   22:40 1465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di parit-parit kota, dimana doa tak lagi terdengar.

Dan mimpi hanya dimiliki mereka yang menguasai kotak suara.

Dan mereka yang dibisubutakan, dihilangpaksakan, dan merancang cetak biru diatas bangkai-bangkai harapan...

Dan Kondor terjaga...

Kami bacakan ulang perihal kepala-kepala dibawah langit.

Yang tak lagi punya tanah, dan tak punya tanah air.

Yang dilupakan Garuda, dan tak memiliki lagi tanah air.

Dengan sekosong tatapan dan kemuakan melewati titik nadir, pergerakan pandir, diantara rencana pembangunan tambang pasir.

Menyambut pagi ditanah yang terlalu sulit disambangi Dewi Adil, dan terlalu rutin disinggahi sepatu Lars, drama, dan nyalak bedil.

Dalam wujudnya yang paling mustahil, kami tunjukkan nyali yang tak pernah sekerdil.

Harga ganti tanah kami yang kalian patoki menjadi kakus industri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun