Mohon tunggu...
Agus Conspiracy
Agus Conspiracy Mohon Tunggu... Seniman - Owner: Conspiracy Merchandise

Chemistry | Kid | Depression Survivor | Penyembah Bonsai

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Apalah Arti Konsepsional (Bagian II)

5 Maret 2016   03:22 Diperbarui: 7 Maret 2016   20:54 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Pemuda yang mengharapkan adanya wadah bagi semua kalangan dan golongan untuk menyatukan pelbagai konsep untuk mengembangkan dan memajukan bakat kreativitas"][/caption]

Sebelum saya lanjutkan untuk catatan atau tulisan yang sebelumnya, "Apalah Arti Konsepsional (Bagian I)" dalam arti atau sudut pandang yang sempit menurut saya, ada baiknya saya tulis disini mengenai "Teori" menurut Sukmadinata:

1. Teori adalah sebuah set proposisi (usulan) yang terdiri dari konstrak (objek secara abstrak) yang sudah didefinisikan secara luas dengan hubungan unsur-unsur dalam set tersebut secara jelas.
2. Teori menjelaskan hubungan antar variabel atau antar konstrak sehingga pandangan yang sistematik dari fenomena-fenomena yang diterangkan oleh variabel dengan jelas kelihatan.
3. Teori menerangkan fenomena dengan cara menspesifikasi (proses) variable satu berhubungan dengan variabel yang lain.

(Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Rosdakarya, 2006, Hal. 24)

Jadi, bisa disimpulkan, atau saya asumsikan bahwasanya catatan atau tulisan ini bukanlah suatu "Teori". Melainkan hanyalah "Konsep" yang mana hanya pemikiran pribadi, atas dasar Kesimpulan pelbagai bacaan, Sharing dengan kawan dekat dan pastinya pengalaman pribadi. Tidaklah lebih...

Sebagai anak muda, mencari Jati Diri adalah hal yang lumrah, dengan beberapa faktor di dalamnya (Teman Bermain, Keluarga, dan Lingkungan). Stop... Kita tidak akan bahas tentang Jati Diri.

Sebagai anak muda juga, pikiran, ide atau gagasan (baca: konsep) pastilah ada, apalagi untuk mengembangkan kreativitas secara total. (Bukan untuk pribadi, melainkan Sosial).

Tetapi, dalam Pengonsepan (pembuatan mengonsep) tersebut, ada beberapa faktor atau hal (mungkin banyak) yang harus dihadapi Si Pengonsep (Orang yang membuat Konsep). Entah faktor dari dalam (intern) maupun dari luar (ekstern).

FAKTOR-FAKTOR 

A. Faktor Intern

Si Pengonsep akan dihadapkan pada sudut pandang, yaitu cara berpikir.

Cara berpikir; Dari siapakah? Pengaruh dari diri-sendiri dalam berpikirnya; pengalaman dan pikiran, atau kawan dekat, atau dari pengaruh atau pengalaman orang lain (kawan dekat, keluarga, dsb).

 B. Faktor Ekstern

1. Dukungan 

Dukungan bisa berbentuk:

a. Moral

(Memberi kepada Si Pengonsep; sikap atau kondisi mental yang membuat Si Pengonsep terpengaruh positif) atau,

b. Material 

Benar sekali, dengan ini bisa berbentuk materi (bahan atau benda) untuk Si Pengonsep yang ia butuhkan untuk bergerak. Karena sekecil-kecilnya dukungan, akan sangat berarti bagi bahan Pengonsep.

2. Kawan Dekat (Pertemanan/Lingkungan)

Menurut saya, variabel atau faktor ini-lah yang tidak kalah penting dalam Konsep, setelah Dukungan.

Tidak mungkin juga Si Pengonsep akan bergerak atau berjalan sendiri dalam mengaplikasikan Konsep-nya, apalagi sampai "Mega"-nya.

Diatas, kita bisa meng-infiltrasi ke teman dekat lewat dialektika untuk menyebarkan gagasan atau ide, secara baik, detail (rinci), dan jelas, itu harus.

Dan jika kawan dekat mempunyai saran (masukan) atau kritik, haruslah diterima dengan bijak dan dengan pikiran terbuka (open minded).

Cara berpikir yang "mentah", disini saya Kharam-kan.

Karena dengan pikiran terbuka, kita juga akan tahu, cara berpikir teman dekat diatas.

Oleh sebab itu, jangan sampai miss communication (salah paham) saat menjelaskan maksud dan tujuan itu sendiri (Isi Konsep/Konten).

3. Wadah (Tempat)

Mendengar kata "wadah", kita langsung seperti kebakaran jenggot, yang mana sangat 'mustahil' bagi kita yang serba 'terbatas' ini.

Instansi? Kata "Instansi" merujuk pada Pemeritahan, yaitu Negara.

Pengonsep yang dengan Konsep-nya mestilah membutuhan "wadah" atau tempat, apalagi untuk proyek "Mega"-nya. Mau tidak mau diharuskan bergerak menuju Instansi yang bersangkutan sesuai tujuan Konsep.

"Berharap kepada Instansi persoalan tempat?, Sudah memberi apa kepada Negara? Jangan berharap kepada Negara!" 

Terkadang, mindset (cara berpikir) seperti ini masih saja, sebagai paham orang yang Idealis tanpa menginginkan campur-tangan Instansi, entahlah... 

Disaat seperti ini, Pengonsep akan gamang, jika tidak memakai cara ini, tidak ada lagi wadah. Disisi lain, masih komitmen dan konsisten dengan paham.

Terkadang juga, mindset seperti ini haruslah kita singkirkan terlebih dahulu, karena (mungkin) point nomor tiga-lah yang menentukan untuk Konsep bisa dijalankan.

(Saya tambahkan, untuk persoalan Proposal, Struktur Organisasi, kepada siapa diberikannya Proposal (RT/RW/dsb), saya tidak cantumkan disini, mungkin lain hari).

 

Sekian...

Respect...!!! Stay Free...!!!

 

NB: "Apalah Arti Konsepsional (Bagian II)" hanyalah sedikit dari representasi saya pribadi, masih banyak yang kurang dalam penulisan maupun konten (isi).

Dan barangkali masih ada beberapa (Bagian) lagi yang harus diselesaikan dan terselesaikan, yang pastinya masih banyak. Semoga...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun