Mohon tunggu...
Agus Arwani
Agus Arwani Mohon Tunggu... Dosen - Dosen UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Membaca adalah petualangan tanpa batas yang dijalani dalam diam, menulis adalah ekspresi jiwa yang tercurah dalam kata. Keduanya membentang jembatan antara imajinasi dan realitas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pertumbuhan Berkelanjutan Pariwisata Halal: Memanfaatkan Warisan Budaya dan Transformasi Digital

13 Oktober 2024   11:10 Diperbarui: 13 Oktober 2024   11:27 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebih jauh, inovasi digital dapat membantu destinasi halal memanfaatkan data besar (big data) untuk memahami preferensi wisatawan dan meningkatkan layanan. Melalui analisis data, pengelola pariwisata dapat menawarkan pengalaman yang lebih personal kepada wisatawan, seperti rekomendasi tempat wisata yang sesuai dengan minat dan nilai-nilai keagamaan mereka. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan kepuasan wisatawan, tetapi juga menciptakan loyalitas jangka panjang.

Selain manfaat untuk wisatawan, transformasi digital juga memberikan peluang besar bagi bisnis lokal. Dengan adopsi teknologi, usaha kecil dan menengah (UKM) dapat memperluas pasar mereka, bahkan hingga ke level global. Misalnya, pengusaha lokal dapat menjual produk-produk khas mereka secara online, sehingga tidak hanya mengandalkan kunjungan fisik wisatawan. Digitalisasi juga memungkinkan efisiensi operasional yang lebih tinggi, mulai dari sistem pemesanan online hingga manajemen inventaris yang lebih baik.

Namun, keberhasilan transformasi digital dalam pariwisata halal membutuhkan infrastruktur teknologi yang memadai. Akses internet yang cepat dan merata harus dipastikan, terutama di daerah-daerah yang menjadi tujuan wisata halal. Pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk membangun infrastruktur teknologi yang dapat mendukung ekosistem pariwisata halal berbasis digital.

Lebih penting lagi, harus ada pendekatan inklusif dalam penerapan teknologi di sektor ini. Tidak semua destinasi atau pelaku pariwisata memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan teknologi. Oleh karena itu, perlu ada program pelatihan dan edukasi bagi komunitas lokal dan pelaku bisnis, agar mereka dapat memanfaatkan peluang dari transformasi digital dengan optimal.

Dari segi regulasi, pemerintah perlu memastikan bahwa penerapan teknologi di sektor pariwisata halal sejalan dengan nilai-nilai syariah. Misalnya, sistem pembayaran digital harus memungkinkan transaksi berbasis syariah, dan konten digital yang dipromosikan harus mematuhi standar-standar kehalalan yang berlaku. Dengan regulasi yang tepat, inovasi digital dalam pariwisata halal dapat berkembang tanpa melanggar prinsip-prinsip agama.

Tidak kalah penting, destinasi wisata halal harus tetap menjaga kelestarian lingkungan. Meski teknologi dapat mempercepat pertumbuhan sektor ini, prinsip-prinsip keberlanjutan harus tetap dijaga. Penggunaan energi terbarukan, pengelolaan sampah yang baik, dan pelestarian alam harus menjadi bagian integral dari pengembangan destinasi wisata halal. Ini akan memastikan bahwa pariwisata halal tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga menjaga keseimbangan alam.

Kerja sama internasional juga dapat memperkuat posisi pariwisata halal di kancah global. Negara-negara dengan mayoritas penduduk Muslim atau dengan potensi pariwisata halal yang besar dapat berbagi pengetahuan dan sumber daya untuk memajukan sektor ini. Konferensi, pameran, dan forum internasional tentang pariwisata halal menjadi platform penting untuk bertukar gagasan dan praktik terbaik.

Dengan memadukan warisan budaya yang kaya dan transformasi digital yang inovatif, pariwisata halal dapat berkembang secara berkelanjutan, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Destinasi-destinasi wisata yang mampu menjaga keseimbangan antara tradisi dan teknologi akan menjadi yang terdepan dalam menarik wisatawan Muslim dari seluruh dunia.

Pariwisata halal bukan hanya tentang menyediakan layanan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam, tetapi juga tentang menciptakan pengalaman holistik yang berkesinambungan dan menghormati budaya serta lingkungan. Dengan pendekatan yang tepat, pariwisata halal dapat menjadi pilar penting dalam pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Pada akhirnya, untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan, seluruh pemangku kepentingan pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat harus bekerja bersama untuk memanfaatkan potensi besar pariwisata halal, sambil tetap menjaga keaslian budaya dan nilai-nilai lingkungan. Kombinasi antara warisan budaya dan transformasi digital adalah kunci untuk menjadikan pariwisata halal sebagai sektor yang tidak hanya tumbuh, tetapi juga berdampak positif bagi masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun