Pengembangan profesional berkelanjutan di bidang ini akan membekali bankir syariah dengan keterampilan yang diperlukan untuk merancang dan menerapkan strategi manajemen likuiditas yang efektif.
Terakhir, diperlukan kolaborasi yang lebih besar di antara bank syariah untuk mengumpulkan sumber daya dan berbagi likuiditas. Pembentukan pool likuiditas atau pasar antar bank syariah di mana bank dapat memperdagangkan likuiditas berdasarkan bagi hasil dapat membantu mengurangi risiko likuiditas di sektor ini. Kolaborasi semacam ini akan mendorong lingkungan keuangan yang lebih stabil dan tangguh bagi bank syariah.
Akhirnya, manajemen risiko likuiditas di bank syariah menghadirkan tantangan tersendiri karena kepatuhan terhadap syariah dan keterbatasan alat manajemen likuiditas yang sesuai. Namun, melalui inovasi, dukungan regulasi, dan kolaborasi, bank syariah dapat mengembangkan strategi efektif untuk mengelola risiko likuiditas.
 Pertumbuhan pasar Sukuk, pengembangan fasilitas pemberi pinjaman terakhir yang sesuai dengan syariah, dan peningkatan praktik manajemen risiko internal adalah langkah-langkah penting menuju pembangunan sistem perbankan syariah yang lebih tangguh. Dengan mengatasi tantangan ini, bank syariah dapat memastikan keberlanjutan jangka panjang dan berkontribusi pada stabilitas keuangan global secara lebih luas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H