Mohon tunggu...
Agus Arta Diva Anggara
Agus Arta Diva Anggara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

"write what should not be forgotten"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Diserang Culture Jamming, Bertengger Sejak 1868 Burung pada Logo Nestle Akhirnya Jatuh

28 Maret 2021   14:20 Diperbarui: 28 Maret 2021   14:25 2303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sarkasme logo Nestle/devianart.com

Jika melihat gambar diatas, mungkin kita tidak asing dengan logo perusahaan tersebut. Tetapi jika dilihat lebih teliti lagi, penempatan elemen dalam logo tersebut tidak sepenuhnya sesuai dengan penempatan yang sebenarnya.

Nestle

Berbicara mengenai perusahaan besar ini, kita pasti sangat sering mengonsumsi berbagai macam produk yang dikeluarkan oleh Nestle. 

Nestle merupakan sebuah perusahaan multinternasional yang bergerak dalam bidang makanan dan minuman. Nestle didirikan oleh Hendry Nestle pada tahun 1868.

Pada awal berdidirnya perusahaan Nestle berada di Swiss yang memproduksi makanan dan minuman nutrisi seperti makanan bayi, kopi, cokelat, dan lain-lain.

Pada tahun 1971, Nestle melakukan expansi terhadap perusahaanya dengan mendirikan PT Nestle Indonesia, yang pada awalnya disebut dengan PT Food Specilities Indonesia. Sehingga produk-produk Nestle dapat kita nikmati hingga saat ini.

Produk Nestle

Mungkin beberapa dari kita sangat akrab dengan produk-produk yang dikeluarkan Nestle. Tetapi kita tidak menyadari bahwa ternyata produk-produk itu adalah keluaran salah satu perusahaan terbesar di dunia.

 Contoh produk-produk Nestle yang sering kita jumpai adalah Susu Dencow, Milo, Susu Bear Brand, Kit-Kat, Nescafe Coffee, Cococrunch, dan masih banyak lagi.

Dilansir dari Kargo.Tech kata 'Nestle' berarti sarang burung kecil. Hal ini yang menjadi salah satu alasan mengapa logo Nestle menggambarkan sarang burung kecil dan induk burung yang memberi makan anaknya.

Logo resmi Nestle. Source : Nestle on Pinterest
Logo resmi Nestle. Source : Nestle on Pinterest

Lantas apa yang membuat Logo burung pada perusahaan besar seperti Nestle Jatuh?

Gambar yang dimunculkan pada bagian awal artikel adalah salah satu produk dari Culture Jamming dan bukan logo resmi perusahaan Nestle. 

Apa itu Culture Jamming? Sebelum membahas lebih jauh mengenai Culture Jamming kita harus tau bahwa Culture Jamming merupakan hasil pemikiran Postmodernisme.

Postmoderenisme

Rosenau, P. (1992) dalam jurnalnya menyebutkan postmoderenisme merupakan kritik atas masyarakat modern. 

Pemikiran postmoderenisme cenderung memberikan kritik terhadap segala sesuatu yang diasosiasikan dengan moderenitas. 

Postmodern cenderung menolak apa yang biasanya dikenal dengan pandangan dunia, metanarasi, totalitas, dan sebagainya. 

Pemikiran postmoderenisme ini yang membentuk apa yang kita sebut dengan Culture Jamming tadi. 

Culture Jamming

Putri, L. A. (2011) dalam skripsi nya menyebutkan bahwa Culture Jamming mengkritik keras hasil produksi dari budaya populer yang mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi sesuatu secara berlebihan. 

Dimana Culture Jamming mengkritik arus informasi media massa yang menguntungkan kapitalis.

Dalam konteks ini budaya populer yang dimaksud adalah produk-produk Nestle yang sudah dikonsumsi oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia atau bahkan dunia. 

Culture Jamming hadir untuk memberikan kritik terhadap produk budaya populer yang menguntungkan kapitalis atau pemegang saham.

Kritik yang disampaikan dapat dalam berbagai bentuk, seperti sarkasme terhadap suatu produk budaya populer, seperti contohnya adalah pembuatan logo Nestle dengan elemen burung yang jatuh dalam logo tersebut. 

Logo itu merupakan hasil produksi Culture Jamming yang digunakan oleh mereka yang biasanya disebut dengan gerakan anti-konsumeris.

Lalu apa hal yang dikritik oleh gerakan anti-konsumeris terhadap perusahaan besar Nestle? Sehingga memunculkan sarkasme logo Nestle dengan elemen burung yang jatuh atau mati?

Culture Jamming Pada Logo Nestle

Seperti yang sempat dibahas sebelumnya, kata 'Nestle' sendiri berartikan sarang burung kecil yang di dalam logo tersebut juga menggambarkan adanya sebuah kehidupan induk burung dan anak nya yang sedang diberi makan.

Namun gerakan anti-konsumeris yang menciptakan Culture Jamming pada logo Nestle ini melihat sebuah kontradiksi antara representasi 'kehidupan' pada logo resmi Nestle dengan apa yang dilakukan Nestle terhadap lingkungan hidup melalui produk-produk yang dikeluarkan.

Para aktivis pecinta lingkungan hidup yang tergabung dalam organisasi Green Peace mengkritik keras perusahaan Nestle karena dianggap sebagai perusahaan yang menyumbang polusi plastik terbesar di laut.

 Seperti yang dijelaskan sebelumnya Nestle banyak memproduksi produk-produk makanan dan minuman yang dimana kemasanya terbuat dari plastik sekali pakai yang sulit terurai.

Dilansir dari situs resmi Green Peace yaitu greenpeace.org  mengatakan Nestle menyumbangkan setidaknya 1,7 Juta ton sampah plastik dan terus meningkat tiap tahunya (Fela,2019). 

Karena hal tersebut Green Peace melakukan gerakan bersama diseluruh dunia dengan membentuk sebuah replika monster yang dibangun dengan ribuan sampah plastik dari produk-produk Nestle yang mengapung bebas dilaut.

Monster Plastik sebagai bentuk protes di Philippine. Source: greenpeace.org
Monster Plastik sebagai bentuk protes di Philippine. Source: greenpeace.org

Monster plastik sepanjang 20 meter sebagai bentuk protes di Switzerland. Source: greenpeace.org
Monster plastik sepanjang 20 meter sebagai bentuk protes di Switzerland. Source: greenpeace.org

Aktivis lingkungan ini juga menyerukan selogan yaitu "Nestle, Stop Single Use" dan membentuk parade dengan mengarak monster-monster yang terbuat dari plastik tersebut menuju kantor-kantor Nestle yang berdiri dibeberapa negara.

Logo sarkasme hasil dari produksi Culture Jamming tentu saja dibentuk untuk menunjukan sebuah kritik kepada perusahaan Nestle.

 Burung yang dibuat mati pada sarkasme logo tersebut tidak lagi merepresentasikan sebuah kehidupan, melainkan kehadiran Nestle justru dapat menjadi ancaman bagi banyak aspek kehidupan khususnya hewan laut.

Fenomena itu dapat menjelaskan bagaimana peran Culture Jamming dalam memberikan kritik terhadap budaya populer dan kapitalis. Krtik tersebut disampaikan melalui sarcastic-art dengan memodifikasi logo Nestle untuk membelokan representasi logo yang seharusnya. 

Sehingga kapitalisme tidak hanya mengambil sebuah keuntungan dari budaya populer yang dibentuk melainkan dapat juga mempertanggungjawabkan dampak yang ditimbulkan. 

Daftar Pustaka 

Rosenau, P. (1992). Modern and post-modern science: Some contrasts. Review (Fernand Braudel Center), 49-89.

Putri, L. A. (2011). Culture Jamming Versus Popular Culture.

Kargotech. (n,d).Produk Nestle Ini Jadi Favorit Banyak Orang, Anda Salah Satunya?. Diakses pada 28 Maret 2021, dari kargo.tech

Greenpeace. Fela,J. (2019). Plastic Monsters From Around The World Return Home to Nestl. Diakses pada 28 Maret 2021, dari sini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun