Mohon tunggu...
Agus Arta Diva Anggara
Agus Arta Diva Anggara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

"write what should not be forgotten"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Diserang Culture Jamming, Bertengger Sejak 1868 Burung pada Logo Nestle Akhirnya Jatuh

28 Maret 2021   14:20 Diperbarui: 28 Maret 2021   14:25 2303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sarkasme logo Nestle/devianart.com

Dalam konteks ini budaya populer yang dimaksud adalah produk-produk Nestle yang sudah dikonsumsi oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia atau bahkan dunia. 

Culture Jamming hadir untuk memberikan kritik terhadap produk budaya populer yang menguntungkan kapitalis atau pemegang saham.

Kritik yang disampaikan dapat dalam berbagai bentuk, seperti sarkasme terhadap suatu produk budaya populer, seperti contohnya adalah pembuatan logo Nestle dengan elemen burung yang jatuh dalam logo tersebut. 

Logo itu merupakan hasil produksi Culture Jamming yang digunakan oleh mereka yang biasanya disebut dengan gerakan anti-konsumeris.

Lalu apa hal yang dikritik oleh gerakan anti-konsumeris terhadap perusahaan besar Nestle? Sehingga memunculkan sarkasme logo Nestle dengan elemen burung yang jatuh atau mati?

Culture Jamming Pada Logo Nestle

Seperti yang sempat dibahas sebelumnya, kata 'Nestle' sendiri berartikan sarang burung kecil yang di dalam logo tersebut juga menggambarkan adanya sebuah kehidupan induk burung dan anak nya yang sedang diberi makan.

Namun gerakan anti-konsumeris yang menciptakan Culture Jamming pada logo Nestle ini melihat sebuah kontradiksi antara representasi 'kehidupan' pada logo resmi Nestle dengan apa yang dilakukan Nestle terhadap lingkungan hidup melalui produk-produk yang dikeluarkan.

Para aktivis pecinta lingkungan hidup yang tergabung dalam organisasi Green Peace mengkritik keras perusahaan Nestle karena dianggap sebagai perusahaan yang menyumbang polusi plastik terbesar di laut.

 Seperti yang dijelaskan sebelumnya Nestle banyak memproduksi produk-produk makanan dan minuman yang dimana kemasanya terbuat dari plastik sekali pakai yang sulit terurai.

Dilansir dari situs resmi Green Peace yaitu greenpeace.org  mengatakan Nestle menyumbangkan setidaknya 1,7 Juta ton sampah plastik dan terus meningkat tiap tahunya (Fela,2019). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun