Mohon tunggu...
Agus Arta Diva Anggara
Agus Arta Diva Anggara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

"write what should not be forgotten"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Diserang Culture Jamming, Bertengger Sejak 1868 Burung pada Logo Nestle Akhirnya Jatuh

28 Maret 2021   14:20 Diperbarui: 28 Maret 2021   14:25 2303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monster Plastik sebagai bentuk protes di Philippine. Source: greenpeace.org

Karena hal tersebut Green Peace melakukan gerakan bersama diseluruh dunia dengan membentuk sebuah replika monster yang dibangun dengan ribuan sampah plastik dari produk-produk Nestle yang mengapung bebas dilaut.

Monster Plastik sebagai bentuk protes di Philippine. Source: greenpeace.org
Monster Plastik sebagai bentuk protes di Philippine. Source: greenpeace.org

Monster plastik sepanjang 20 meter sebagai bentuk protes di Switzerland. Source: greenpeace.org
Monster plastik sepanjang 20 meter sebagai bentuk protes di Switzerland. Source: greenpeace.org

Aktivis lingkungan ini juga menyerukan selogan yaitu "Nestle, Stop Single Use" dan membentuk parade dengan mengarak monster-monster yang terbuat dari plastik tersebut menuju kantor-kantor Nestle yang berdiri dibeberapa negara.

Logo sarkasme hasil dari produksi Culture Jamming tentu saja dibentuk untuk menunjukan sebuah kritik kepada perusahaan Nestle.

 Burung yang dibuat mati pada sarkasme logo tersebut tidak lagi merepresentasikan sebuah kehidupan, melainkan kehadiran Nestle justru dapat menjadi ancaman bagi banyak aspek kehidupan khususnya hewan laut.

Fenomena itu dapat menjelaskan bagaimana peran Culture Jamming dalam memberikan kritik terhadap budaya populer dan kapitalis. Krtik tersebut disampaikan melalui sarcastic-art dengan memodifikasi logo Nestle untuk membelokan representasi logo yang seharusnya. 

Sehingga kapitalisme tidak hanya mengambil sebuah keuntungan dari budaya populer yang dibentuk melainkan dapat juga mempertanggungjawabkan dampak yang ditimbulkan. 

Daftar Pustaka 

Rosenau, P. (1992). Modern and post-modern science: Some contrasts. Review (Fernand Braudel Center), 49-89.

Putri, L. A. (2011). Culture Jamming Versus Popular Culture.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun