Dalam dunia pemasaran, sebuah kota tak ubahnya sebagai sebuah produk. Kota harus diolah, dikemas lalu 'dijual'. Tanpa itu, kota akan menjadi hanya sebatas tempat tinggal yang tanpa gairah, bahkan sangat mungkin akan menjadi olok-olok sebagai kota pensiun.
Sementara teknologi informasi beserta internetnya telah menjadikan dunia berada dalam genggaman dalam arti yang sesungguhnya. World is flat. Dunia sekarang tanpa jarak dan tanpa sekat. Kejadian di belahan dunia yang satu, dalam hitungan detik akan segera diketahui oleh orang di belahan bumi lainnya.
Dari kedua kondisi itu, maka hal yang perlu dilakukan oleh sebuah kota adalah bangun konektivitas dan kabarkan!!!
BRANDING
Menarik sekali sekaligus salut kepada kelompok anak muda kreatif di Majalengka yang telah menggagas dan terus mengomunikasikannya sebuah tagline "Majalengka Inovatif" sejak tahun 2013. Meski dalam penentuan sebuah tagline, tidak serta merta muncul atas sebuah satu potret keadaan saja, tetapi dimulai dari sebuah riset yang mendalam untuk mendapatkan perspektif utuh tentang Majalengka sehingga akan memudahkan dalam menentukan sebuah tagline.
Namun demikian, apa yang dilakukan kelompok anak muda kreatif ini adalah sebuah langkah cerdas sebagai bagian dari strategi komunikasi pemasaran untuk kotanya.
Seperti halnya sebuah produk, sebuah kota perlu brand yang kuat di benak masyarakat. Brand kota bukan hanya sekedar sebuah nama yang tanpa kekuatan. Sebagai contoh, pada saat menyebut kata 'Majalengka', maka orang akan langsung mengetahui bahwa itu adalah salah satu kota di Jawa Barat (brand awareness). Atau dalam kesempatan lain, kata 'Majalengka' akan mengingatkan segala sesuatu yang berkaitan seperti angin, kecap dan lain sebagainya (brand association), bahkan terkait dengan simbol-simbol tentang kotanya itu sendiri (brand identity).
Hal-hal seperti di atas itu perlu dikelola secara serius melalui strategi komunikasi pemasaran untuk menghasilkan sebuah kekuatan (brand equity). Berbicara tentang brand, kita sedang berbicara tentang value dan landasan berpikir.
Tagline "Majalengka Inovatif" merupakan salah satu upaya komunikasi pemasaran dengan mengambil positioning seperti termaknai dalam namanya sendiri sebagai kota yang punya spirit perubahan kepada kebaruan dan selalu lentur dengan segala perubahan zaman.
Dalam menentukan positioning sebuah tagline, kita bebas menentukan berangkatnya dari segmen mana yang akan dipilih. Dalam tagline "Majalengka Inovatif" ini, sudah jelas segmen anak muda cenderung yang menjadi target pilihannya. Dan hal itu sah-sah saja selama bisa menjadi alat untuk mengantarkan kekuatan brand kota Majalengka itu sendiri. Lebih jauh lagi, tagline seperti itu pada akhirnya akan bisa menyatukan spirit dan roh antara pemerintah dan masyarakatnya.
PERAN PEMERINTAH
Saat sebuah tagline dicanangkan, maka usaha-usaha lanjutan wajib dilakukan. Pembuatan tagline itu bermain di wilayah persepsi yang akan dibentuk atau diinginkan, sehingga diperlukan pendekatan lanjutan di dalamnya. Pendekatan itu meliputi pengintegrasian antara 3 komponen yaitu konteks, konten dan infrastruktur.
Konteks merupakan rumusan strategi bagaimana sebuah tagline dibuat dan dijalankan. Roh dari "Majalengka Inovatif" harus merasuk ke seluruh sendi kegiatan di bidang seni budaya, teknologi, sosial, ekonomi dan politik, bahkan birokrasi. Semuanya saling tali temali. Strategi penyebarannya bisa dibuat misalnya seperti yang sudah dilakukan, One village one inovation, satu desa menghasilkan satu inovasi.
Konten meliputi segala sesuatu yang sifatnya tangible yang merupakan isi, bentuk utama yang nyata dari produk "Majalengka Inovatif" itu sendiri. Konten sudah masuk ke wilayah aplikatif, bagaimana sebuah makna inovatif terjewantahkan ke dalam hal yang nyata dan berbagai sendi kehidupan. Roh inovatif tidak terbatas ke dalam bidang seni dan teknologi, tapi menular dan teraplikasikan ke bidang-bidang lain.
Infrastruktur merupakan proses pemanfaatan teknologi, kecakapan SDM dan fasilitas. Singkatnya, segala sesuatu yang bisa dimanfaatkan untuk membawa persepsi kota "Majalengka Inovatif" yang kita ciptakan kepada masyarakat luas. Untuk poin yang ini, dengan hanya mengandalkan kreatifitas anak muda dalam mengusung tagline "Majalengka Inovatif" tanpa bantuan dan peran serta Pemkab Majalengka, mustahil bisa dihasilkan hasil yang optimal. Bahkan bisa-bisa hilang tak berbekas.
Dan jauh lebih penting, Pemkab Majalengka bukan saja membantu ide-ide anak muda dalam membuat sebuah persepsi tentang kotanya, tapi Pemkab Majalengka harus sudah mempunyai program branding kota yang jelas, kemudian dilembagakan untuk mendapatkan legitimasinya, dan libatkan anak muda-anak muda kreatif di dalamnya.
Dalam kaitannya dengan semakin menghangatnya Pilkada 2018 nanti, setidaknya isu ini layak diangkat menjadi bagian dari program kandidat yang akan maju, memberikan pembeda dan warna yang lain. Dan itu yang lebih disukai oleh generasi milenial yang sekarang sudah bisa memilih pemimpinnya.
Coblos calon pemimpin yang inovatif...!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H