Hasil Tahapan : Murid berkolaboasi dengan warga sekolah telah meksanakan rencana aksi dari piket kelas maupun guru mengumpulkan sampah setiap pagi,sampah yang masih layak untuk diolah dikumpulkan di bank sampah sekolah tentu dengan pengurus pokja bank sampah dan dipilah sampah pastik,kertas,maupun logam.untuk sampah daun masuk ke pokja kompos dan proses pengolahan kompos.Sampah kertas seperti karton,koran bekas,dan plastik yang tidak didaur ulang masuk ke pengepul sampah dan mendapatkan uang sesuai dengan kelas yang menyetorkan sampah.
5. Atur Eksekusi atau Deliver : Menyusun tim kerja,contoh : setiap kelas terdapat  kader sampah,kader lingkungan,pokja lingkungan
Hasil tahapan : Telah menentukan tim inti pokja sampah,adanya koordinasi penanggung jawab pelaksana program,adanya yang memonitor,mengevaluasi jalannya program pengolahan sampah supaya saling bekerja sama,berkolaborasi dalam program pengolahan sampah ini.
Feeling atau Perasaan
Perasaan yang dirasakan saat melaksanakan aksi nyata ini antara lain menyenangkan bisa menumbuhkembangkan kepemimpinan murid,mengelola sumber daya atau aset yang dimiliki sekolah,melatih murid melakukan perubahan-perubahan sesuai impian dan harapan murid tentang sekolah yang bersih dari sampah.
Finding atau Pembelajaran
Berpikir berbasis aset atau asset based thinking memberikan pembelajaran baik guru maupun murid sebuah perubahan dari sampah yang tidak berguna menjadi barang yang berdaya guna.Guru sejatinya menuntun,memfasilitasi murid agar mendapatkan hal yang bermanfaat untuk bekal dalam hidup bermasyarakat.
Future atau Penerapan ke depan
Sebagai pemimpin pembelajaran haruslah bisa memetakan 7 aset atau sumber daya yang ada di sekolah dan mengelola aset atau sumber daya yang ada untuk kepentingan pembelajaran yang berdampak pada murid.Aksi nyata pengelolaan aset sekolah bisa saya terapkan secara konsisten dalam membuat  sebuah perubahan dari sekolah yang penuh sampah dan kotor menjadi sekolahyang bersih,rapi dan menyenagkan bagian dari budaya positif warga sekolah.Hal yang tidak kalah penting adalah mengubah pola pikir khususnya tenaga pendidik dari pemikiran lama yang cenderung negatif,berbasis kekurangan,dan kelemahan ke arah pola pikir positif yang berbasis pada kekuatan yang akan membuka harapan dan impian  bagi murid kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H