Peristiwa ( Facts )
Setelah siswa libur panjang karena pandemi dan pembelajaran model PJJ atau daring,begitu mengubah tatanan baik pola belajar,sikap,dan semangat siswa,aktifitas belajar menurun,tata krama jauh dari profil pelajar Pancasila,siswa terlalu sibuk dengan bermain HP,bermain dengan teman-temanya.Hal ini juga tidak lepas dari kontrol keluargga dan lingkungan tempat tinggal murid.begitu juga siswa SMP Negeri 2 Manisrenggo Klaten juga tidak luput dari dampak pandemi ini.Semua ini menjadi dilema manakala sikap dan aklak siswa menjadi turun drastis sebagai contoh siswa kurang menghormati kepada guru,tidak khusus dalam berdoa di kelas,membuang sampah disembarang tempat tampa memperdulikan teguran guru.
Alasan melakukan aksi
Hal diatas merupakan dilema etika,sekolah harus memiliki pilihan apakah mau bangkit dari sekarang tampa menunggu covid-19 hilang dari bumi atau menunggu semuanya normal.paradigma yang terjadi pada kasus ini adalah jangka pendek melawan jangka panjang.Nilai -nilai keagamaan kami pilih sebagai pondasi penanaman budi luhur siswa dengan cara mengikuti sholat jumat berjamaah dimasjid samping sekolah,untuk siswa putri penanaman kebersihan sebagian dari iman dengan cara mengumpulkan,memilah sampah kemudian dijual kepada pengepul sampah disekitar sekolah.Itulah sebagian alasan melakukan aksi dan hasil nyata  beberapa bulan ini secara rutin melaksakan pembiasaan yang berdapak pada siswa.
Perasaan ( Feeling )
Saya sebagai calon guru penggerak angkatan III dari kabupaten Klaten merasa bangga dan termotifasi melaksanakan program dari materi aksi nyata modul III ,materi aksi nyata tersebut diharapkan dapat menjadi solusi terbaik semua progran disekolah maupun komunitas pendidikan dalam menjalankan program kerja yang terkendala permasalahan baik masalah intern maupun ekstern dengan cara penerapan materi pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dari modul III ini.
pembelajaran ( Findings )
Dengan berkolaborasi dan gotong royong warga sekolah saya dapat mengamati,mengevaluasi,dan mengetahui kendala ,keadaan yang dihadapi warga sekolah,siswa,dan orang tua.Sehingga saya bekerja sama dengan kesiswaan,takmir masjid sekitar sekolah menambahkan program pembiasaan sholat jumat berjamah disekitar sekolah kami dengan terjadwal sebagai penanaman keimanan sesuai profil pelajar Pancasila.Program lain menjual sampah sekolah ke pengepul sekitar sekolah untuk menambah kas tiap kelas.
Pembelajaran yang didapatkan dalam materi ini bahwa pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan 4 paradigma,3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dan solusi yang tepat.
Penerapan kedepan ( Future )
kegiatan ini kami usahan rutin dilakukan sebagai agenda wajib sekolah,sehingga sekolah mempunyai nilai plus dalam pembinaan mental spiritual sesuai profil pelajar Pancasila yang kita harapkan.
Sebagai guru saya harus cermat melihat keadaan komunitas sekolah beserta warga sekolah apapun permasalahan sehingga semua kendala yang dihadapi dapat diselesaikan dengan cepat,tepat,efesien,menemukan solusi terbaik khususnya yang berpihak kepada murid.
Langkah pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran :
   * Paradigma yang terjadi pada kasus ini adalah jangka pendek lawan jangka panjang ( short term vs long term )
   * Prinsip pengambilan keputusan,berpikir hasil akhir
   * Nilai-nilai yang bertentangan,dalam kasus ini  nilai yang bertentangan adalah jangka pendek lawan jangka panjangi ini :
Siapa yang terlibat dalam situasi ini : Saya pribadi,sekolah,siswa,orang tua,takmir masjid sekitar sekolah,pengepul barang rosokan.
 *Fakta-fakta yang relevan :
Turunnya sikap menghormati siswa kepada guru
Nilai-nilai spiritual siswa menjadi rendah terbukti tidak khusuk bila berdoa
Mengabaikan kebersihan lingkungan kelas dan sekolah
  * Pengujian benar atau salah
Uji legal : kasus ini tidak menyangkut pelanggaran hukum
Uji regulasi : keputusan yang saya buat tidak melanggar regulasi apapun
Uji intuisi : Keputusan saya membuat program sholat jumat berjamaah untuk menanamkan nilai-nilai dasar manusia akan membuat nyaman semua pihak
Uji halaman depan koran : saya tetap nyaman apabila kasus ini dipublikasikan karena saya membantu menanamkan nilai- nilai kebaikan dengan mengajak sholat berjamaah karena banyak siswa dirumah tidak melaksanakan sholat jumat juga melatih siswa putri memilah sampah dan menjualnya ke pengepul untuk menambah uang kas kelas.
Uji panutan /idola : saya akan mendukung keputusan yang saya ambil.
  * Pengujian Paradigma benar lawan benar : dalam kasus ini paradigma yang dipilih jangka pendek melawan jangka panjang
  * Prinsip Resolusi : prinsip penyelesaian dilema yang digunakan adalah berpikir berbasis akhir ( End-based- Thinking)
  * Investigasi opsi trilema : meminta orang tua murid untuk menuntun dan mengawasi supaya murid-murid rajin beribadah dan menanamkan nilai-nilai kebersihan dirumahnya.
  * Membuat keputusan  : Keputusannya adalah siswa putra setiap hari jumat melaksanakan sholat jumat berjamaah disekolah menggunakan masjid sekitar sekolah dan murid putri setiap jumat pagi melakukan pemilahan sampah untuk dijual ke pengepul sampah.
  * Lihat lagi keputusan dan refleksikan : Keputusannya adalah mewajibkan siswa putra sholat jumat berjamaah dilingkungan sekolah
sebagai bentuk penanaman nilai-nilai keimanan ,beraklah yang baik sesuai profil pelajar Pancasila,karena ditengarai banyak siswa dirumah tidak ikut sholat jumat.Untuk siswa putri penanaman kebersihan sebagian dari iman dengan cara kebersihan lingkungan sekolah dan memilah sampah untuk dijual ke pengepul sampah,hasilnya bisa untuk menambah uang kas kelas masing-masing kelas.
Demikian sekelumit aksi nyata modul 3.1 pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yang sudah kami terapkan disekolah kami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H