Mohon tunggu...
ortega68
ortega68 Mohon Tunggu... -

Dari rakyat kecil dan berjuang untuk rakyat kecil

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menimbang Kekuatan Politik dua kubu Capres 2014 melalui Metode Hitung Raraban

27 Mei 2014   18:55 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:03 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemiskinan statistik

Kemiskinan di Indonesia (kompas.com)  menurut proyeksi terakhir mengarah 10,54-10,75 %
Pada kisaran prosentase kemiskinan tersebut,  orang miskin  di Indonesia  bisa menjadi faktor penentu kemenangan dari masing-masing  kubu.  Sejauhmana kedua  kubu akan mengangkat  isu  yang terkait dengan orang-orang miskin.  Semakin bertambah keyakinan bahwa orang miskin adalah faktor penentu kemenangan  jika  para pengamat ataupun analis politik  juga  meragukan kevalidan data proyeksi kemiskinan tersebut atau adanya praduga bahwa kemiskinan secara real di Indonesia  lebih  dari angka statistik.

Belajar dari pengalaman

Tim sukses  biasanya lebih mengandalkan  isu pada tataran elite, yang terlupakan dari tim sukses adalah kecerdasan dari orang miskin dalam menyaring berbagai informasi  karena  media  TV  yang sudah bukan menjadi barang mewah lagi (artinya  orang miskin di Indonesia senang menonton TV). Satu contoh adalah ketika Pilpres 2009 lalu.   Bagaimana gencarnya salah satu kandidat  mengkritisi  masalah BLT dengan harapan menggugah orang miskin agar berpihak kepadanya, namun justru sebaliknya yang terjadi adalah antipati kalangan miskin terhadap kandidat tersebut hingga pada akhirnya jeblog (kalah)  dalam perolehan suara  melawan incumben.

Sehubungan  panas sudah mendera karena rakyat jelata dalam menulis di ruangan atap asbes , sehingga untuk pencerahan tentang metode raraban ini cukup sekian dulu, semoga bermanfaat bagi  saya pribadi yaitu menghilangkan dahaga mengangkat derajat rakyat jelata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun