Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Vietnam Versus Indonesia, Bagaikan Goliath Ditantang oleh Daud

15 Desember 2024   14:58 Diperbarui: 15 Desember 2024   14:58 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alkisah di sebuah negara ada sepasukan tentara kuat nan tangguh dikomandoi oleh seorang pemimpin pasukan bernama Goliath. Goliath dan pasukannya paling ditakuti karena mampu memenangkan pertempuran dan menaklukkan berbagai negara kuat.

Goliath digambarkan sebagai seorang pemimpin pasukan yang kuat, tinggi, tangguh, diibaratkan seperti seorang raksasa dan petarung tangguh.

Di suatu hari, Goliath didatangi oleh seorang pemuda kecil dan wajah kemerah-merahan bernama Daud, dia adalah seorang pria yang diutus oleh Raja-nya yang tidak ingin di jajah oleh Goliath dan pasukannya, sehingga Daud memberanikan diri untuk menghadapi seorang raksasa seperti Goliath.

Semua pasukan Goliath tertawa mendengar tantangan Daud, pun Goliath sendiri mengangap remeh Daud dan mengatakan bahwa dia tidak ingin mengotori tangannya membunuh pria bertubuh mungil seperti Daud. Goliath menganggap remeh Daud.

Singkat cerita, ternyata Daud sudah mempersiapkan diri, termasuk berdoa kepada sang pencipta-nya memohon taktik atau strategi mengalahkan Goliath dan Daud dibekali sebuah senjata bernama Umban dan Batu.

Dengan taktik dan strategi jitu yang dipersiapkan, Daud si tubuh mungil dan tak punya pengalaman berperang, berhasil mengalahkan seorang prajurit tangguh, berpengalaman, serta berukuran raksasa Goliath dengan strategi dan senjata ampuh bernama Umban dan Batu saja.

Akankah Indonesia Mampu Kalahkan Vietnam?

Pertemuan antara Vietnam melawan Indonesia menjadi pertandingan paling panas dan seru, serta penentu siapa yang layak akan menjadi juara grup B di babak penyisihan Grup lanjutan Piala AFF 2024.

Baca Juga:  Jalan Terjal Pecahkan Kutukan Juara Piala AFF, Lawan Laos Saja Ngos-Ngosan

Coach Shin Tae-yong yang menurunkan skuad mayoritas U-22 kini harus menanggung segala konsekuensi dari keputusan kontroversialnya, dimana dengan skuad yang belum punya pengalaman internasional dan hanya membawa lima pemain senior di skuad utama U-22 yang berlaga di Piala AFF 2024 yang akan dilangsungkan dari tanggal 8 Desember sampai dengan 5 Januari 2024, dimana dalam dua laga terdahulu, Timnas Garuda hanya mampu mempersembahkan 4 point hasil menang 1-0 lawan Myanmar dan hasil mengejutkan kala Indonesia ditahan imbang oleh tim lemah, Laos dengan skor 3-3, membuat langkah Indonesia melangkah dari penyisihan Grup B semakin berat.

Bagaimana tidak, Muhammad Ferrari dan kawan-kawan di pertandingan ketiga ini akan menghadapi salah satu tim terbaik di Asia Tenggara, Vietnam yang akan menunggu mereka di stadion Phu Tho, Vietnam nanti malam mulai pukul 20.00 Wib.

Baca Juga: Inilah Saatnya Coach Shin Buktikan Kapasitasnya Bawa Garuda Muda Juara Piala AFF 2024

Lantas bagaimana peluang timnas kita saat menghadapi pasukan Prajurit Bintang Emas alias The Golden Stars di pertandingan ketiga ini?

Melihat dari hasil pertandingan dan kondisi kebugaran, dimana jumlah jam istirahat pemain-pemain Vietchong lebih banyak dari jam istirahat pemain Timnas Garuda Muda yang baru kelelahan usai ditahan imbang oleh tim lemah Laos, maka pertandingan ini banyak diprediksi akan dimenangkan oleh Nguyen Quang Hai dan kawan-kawan.

Apa alasan Vietnam lebih diunggulkan saat bertemu dengan Timnas Garuda Muda?

Setidaknya dari skuad yang diturunkan oleh pelatih asal Korea Kim Sang-sik adalah mayoritas pemain-pemain senior dan sudah berpengalaman.

Beda dengan coach Shin Tae-yong yang memutuskan memainkan skuad U-22 dan hanya memanggil 5 atau 6 pemain senior, sementara pelatih Vietnam asal Korea Selatan, Kim Sang-sik, usai memecat Philippe Troussier, diberikan tanggung jawab besar selain membawa Vietnam lolos ke Piala Dunia 2026, juga mempersiapkan timnas Vietnam U-23 di babak kualifikasi Piala Asia U-23 , Sea Games 2025 di Thailand, tentunya juga untuk merengkuh gelar Piala AFF 2024 untuk ke-3 kalinya sepanjang sejarah keikutsertaan mereka di Piala AFF.

Baca Juga: Faktanya, Ruud van Nistelrooy Lebih Jago Dibandingkan Ruben Amorim

Selain untuk merengkuh gelar, Vietnam memiliki kombinasi pemain lokal dan naturalisasi yang kuat.

Pemain senior dianggap mampu berkontribusi lebih dalam hal pengalaman dan kepemimpinan di lapangan, terutama dalam situasi tekanan tinggi selama pertandingan, sehingga stamina dan kebugaran pemain juga terjaga karena tetap fokus menghadapi kompetisi dan kerjasama tim serta insting antar pemain semakin kompak dan terjaga.

Timnas Vietnam telah melakukan persiapan yang matang untuk turnamen ini, dan kehadiran pemain senior menjadi bagian dari strategi untuk memastikan tim tampil kompetitif di setiap laga.

Sementara, alasan coach Shin menurunkan skuad muda, skuad U-22 di turnamen kali ini dengan dalih, sebagai bagian dari proses regenerasi pemain. Ini bertujuan untuk menemukan bakat baru yang bisa diandalkan di masa depan, terutama menjelang SEA Games 2025.

Kedua, banyak pemain senior yang tidak dapat bergabung karena Piala AFF tidak termasuk dalam kalender FIFA, sehingga sulit bagi mereka untuk mendapatkan izin bermain. Hal ini memaksa Shin Tae-yong untuk mengandalkan skuad muda nan berbakat yang bermain di kompetisi lokal.

Ketiga, dengan menurunkan skuad U-22, Shin berharap para pemain muda mendapatkan pengalaman berharga dalam kompetisi internasional, yang akan sangat bermanfaat bagi perkembangan pengalaman bermain mereka ke depannya.

Dihantui Sepakbola Gajah

Laga The Golden Stars versus Garuda Muda Indonesia tentunya akan seru untuk ditonton dan berharap Indonesia dapat memetik tiga point atau setidaknya satu point untuk mendapatkan posisi runner-up, tidak kalah, sehingga peluang untuk melaju ke babak selanjutnya terbuka lebar.

Pratama Arhan dan kawan-kawan diharapkan mamu menjalankan instruksi bermain counter-attack dengan serangan balik cepat mampu membuat pemain-pemain Vietnam tidak leluasa mengembangkan permainan cepat mereka.

Kita harus berani bermain seperti Laos yang berani menerapkan permainan cepat dengan menempatkan satu striker di depan seperti Rafael Struick yang sampai sekarang masih melempem dengan minus gol.

Hokky Caraka atau Rivalo Pakpahan yang akan menggantikan posisi Marselino Ferdinan yang terkena kartu merah harus mampu merebut bola dari pemain Vietnam dan langsung mengirim bola ke depan untuk adu sprint atau lari dengan pemain belakang Vietnam yang bakalan diisi oleh Bui Tien Dung, Do Duy Manh, serta Nguyen Tanh Chung.

Sementara pemain-pemain kita yang bakalan diisi oleh trio bek Muhammad Ferrari, Kadek Arel, dan Donny Tri Pamungkas bakalan bekerjasama dan berkolabolaborasi dengan lima pemain tengah, Asnawi Mangkualam, Arkhan Fikri, Roby Darwis, Rayhan Hannan, dan Pratama Arhan harus mampu menjaga ketat pemain-pemain Vietnam, sehingga tidak mampu mengembangkan permainan.

Belajar dari pertandingan melawan Laos, pemain belakang dan tengah kita jangan memberi jarak kepada pemain lawan yang mampu mengambil peluang sekecil apapun jadi gol.

Memori Piala Tiger 1998 -- nama lain dari Piala AFF -- semoga tidak terulang lagi, dimana pemain-pemain dan offisial timnas Indonesia takut akan nama besar Vietnam, sehingga harus bermain sepakbola gajah dengan Thailand di pertandingan terakhir Grup A yang dilangsungkan di stadion Thong Nat, Ho Chi Minh, Vietnam.

Kala itu, timnas Indonesia dan Thailand sudah dipastikan sama-sama lolos ke babak berikutnya, namun untuk menghindari Vietnam, kedua tim sama-sama tidak mau jadi juara Grup A. akhirnya, Mursyid Effendi menjadi bintang lapangan kala itu, ketika di injuri time babak kedua, pemain asal Persebaya Surabaya ini mencetak gol ke gawangnya sendiri demi menghindari tuan rumah Vietnam yang mengakibatkan skor menjadi 3-2 untuk kemenangan Thailand, dan Indonesia akhirnya finish di urutan kedua berhadapan dengan Singapura, sementara Thailand juara Grup A berhadapan dengan runner-up Grup B yang dihuni oleh Vietnam.

Saya berharap para pemain muda kita tidak pernah takut dengan nama besar Vietnam. Semoga Rivaldo Pakpahan yang akan menggantikan peran Marselino Ferdinand mampu menjadi kartu as kemenangan Timnas Garuda Muda.

Jika prediksi saya, seperti Daud yang mampu mengalahkan Goliath? Maka saya juga masih memiliki harapan agar Indonesia mampu mengalahkan Vietnam walau peluangnya kecil, dengan skor 1-0 untuk kemenangan Timnas Muda Garuda Indonesia.

Dalam sepakbola semua hal bisa terjadi toh, sebab bola itu bundar...

Salam Blogger Persahabatan...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun