Morosini bermain untuk klub Livorno dalam pertandingan Serie B melawan Pescara di Stadion Adriatico, Italia.
Sekitar menit ke-31 pertandingan, Morosini tiba-tiba jatuh tertelungkup di lapangan tanpa adanya kontak dengan pemain lain. Kejadian ini mengejutkan semua orang yang hadir, termasuk rekan-rekannya dan penonton.
Namun, walau sudah lebih tiga puluh menit tim medis melakukan perawatan di lapangan, termasuk melakukan upaya resusitasi, tidak ada tanda-tanda membaik, maka Morosini di larikan ke rumah sakit terdekat dan beberapa saat dinyatakan meninggal dunia.
Investigasi setelah kematian Morosini mengungkapkan bahwa ia mengalami serangan jantung mendadak. Kematian ini sangat mengejutkan mengingat Morosini masih berusia 25 tahun dan dianggap sehat.
Pentingnya Skrining Kesehatan Sebelum Bertanding
Banyaknya kasus pemain sepakbola maupun atlet lain yang colaps di lapangan saat bertanding menjadi warning betapa pentingnya skrining kesehatan bagi atlet, terutama pengecekan fungsi jantung secara periodik.
Kasus diatas atau juga yang dialami oleh atlet nasional kita, Â Markis Kido -- atlet Bulu Tangkis Nasional yang kolaps saat bermain bulu tangkis -- pun yang dialami oleh eks pemain timnas Ricky Yacobi -- yang juga kolaps usai melakukan selebrasi gol-nya -- menunjukkan bahwa bahkan atlet yang terlihat fit dan kuat pun dapat mengalami masalah kesehatan serius tanpa gejala awal yang jelas.
Serangan jantung koroner dengan gangguan pada irama jantung menjadi penyebab yang sering terjadi.
Dari berbagai laporan, menyebutkan serangan jantung koroner disertai komplikasi gangguan irama fibrilasi ventrikel atau kejang otot jantung adalah penyebab tersering dan kejadian ini mencapai 70 hingga 80 persen terhadap atlet yang berjuang keras di lapangan.
Faktor penyebab terjadinya gangguan pada sistem jantung dan pembuluh darah didominasi oleh terbentuknya kerak pada pembuluh darah koroner yang berada di jantung akibat bertambahnya usia, riwayat keluarga meninggal mendadak, penyakit darah tinggi, kolesterol tinggi, merokok, diabetes, dan stres. Faktor penyebab lainnya adalah bawaan genetik irama jantung dan kelainan struktural jantung.
Olahraga sepakbola adalah olahraga berjenis 'start-stop'Â atau 'stop and go', yang ditandai dengan ledakan aktivitas fisik yang berat diikuti oleh ketidakaktifan relatif lebih mungkin mengalami serangan jantung.