Pada menit ke-41, Muamba tiba-tiba jatuh ke tanah sementara berusaha untuk merebut bola. Ia langsung kehilangan kesadaran dan tidak responsif lagi.
Wasit segera menghentikan pertandingan dan tim medis dari kedua tim bersiap untuk memberikan pertolongan. Pemain-pemain Bolton Wanderers, termasuk rekan-rekannya, segera memberikan pertolongan pertama dengan melakukan CPR (Cardiopulmonary Resuscitation).
Setelah CPR dilakukan di lapangan, Muamba segera dibawa ke Rumah Sakit Royal London Hospital untuk perawatan lebih lanjut. Di sana, dokter menemukan bahwa ia mengalami serangan jantung yang sangat serius.
Hasil tes elektrokardiogram (ECG) menunjukkan bahwa Muamba memiliki infark miokardium tak biasa (tidak biasa karena umurnya masih relatif muda), yaitu jenis serangan jantung yang jarang terjadi pada orang-orang muda. Ini dikarenakan adanya hiperpolarizasi ventrikel, suatu kondisi di mana otot jantung menjadi sangat rentan terhadap impuls listrik abnormal.
Setelah perawatan intensif selama beberapa hari, Muamba akhirnya pulih dari insidennya. Keseluruhan komunitas sepakbola dan publik internasional menunjukkan dukungan padanya dengan cara-cara yang beragam, termasuk doa dan donasi untuk membantu biaya rehabilitasinya.
Muamba sendiri kemudian menjadi aktivis kesehatan yang aktif, berpartisipasi dalam kampanye untuk meningkatkan kesadaran tentang kesehatan jantung dan promosi gaya hidup sehat di kalangan remaja dan dewasa muda.
Tidak semua pemain kolaps ditengah lapangan dapat selamat, cukup banyak yang akhirnya meninggal dunia, baik di lapangan hijau sendiri maupun di rumah sakit atau saat perjalanan ke rumah sakit.
Yang melekat di ingatan saya, Marc-Vivian Foe, pemain asal Kamerun ini mengalami kolaps dan meninggal dunia pada 26 Juni 2003 saat bertanding di Piala Konfederasi kontra Kolombia di babak semifinal.
Sekitar menit ke-72 pertandingan, Fo tiba-tiba jatuh ke lapangan tanpa adanya kontak dengan pemain lain. Ia tidak bergerak dan tampak tidak sadarkan diri.
Tim medis segera bergegas ke lapangan untuk memberikan pertolongan pertama. Meskipun usaha resusitasi dilakukan selama sekitar 45 menit, Fo tetap tidak menunjukkan tanda-tanda pemulihan, hingga akhirnya Marc-Vivian Foe dibawa ke rumah sakit terdekat, namun dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit, meninggal di usia emas, 28 tahun.
Di urutan berikutnya ada Piermario Morosini, seorang pemain sepak bola Italia, mengalami insiden tragis yang mengakibatkan kematiannya pada 14 April 2012.