Hadirnya teknologi di abad-21 ini telah merubah paradigma guru dalam mengajar dan peran teknologi dalam pembelajaran semakin vital akibat pagebluk Covid-19 yang melanda hampir seluruh dunia, dimana pembelajaran jarak jauh harus diterapkan akibat pembatasan jarak.
Penerapan pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan perangkat teknologi informasi dan komunikasi dilaksanakan untuk menghindari terjadinya learning loss atau penurunan kualitas pengetahuan kognisi, keterampilan vokasi, dan keterampilan sosial yang dimiliki pribadi murid.
Dan bersyukurlah, pandemi Covid-19 telah kita lalui dengan baik dan pembelajaran normal kembali, dimana Guru dan murid sudah aktif melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas maupun di ruang laboratorium komputer, pun di ruangan terbuka.
Pembelajaran Berbasis Teknologi
Pembelajaran abad-21, penekanannya adalah pembelajaran blended learning, yaitu gabungan antara model pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Jelas tujuan blended learning ini agar terjadi komunikasi dua arah antara murid dengan guru, bukan pembelajaran satu arah lagi, dimana guru sebagai subjek pembelajaran satu-satunya.
Salah satu ciri pembelajaran abad-21 bahwa pembelajaran itu harus menyenangkan, selain bermakna dan mendalam terhadap materi pembelajaran yang diajarkan oleh Guru.
Menyenangkan dalam arti bahwa murid dapat 'dirangsang' untuk aktif selama pembelajaran, selain aktif dalam arti yang positif, juga dapat memberikan sesuatu yang bermakna dan berarti sebagai bekal mereka dalam menghadapi dunia dan masa depan mereka.
Adalah tantangan bagi guru di era kekinian untuk menampilkan pembelajaran berbasis teknologi dengan tujuan untuk mewujudkan pembelajaran yang mindful (mendalam), meaningful (bermakna), dan joyful (menyenangkan) seperti yang diinginkan oleh Pak Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti, dimana di awal-awal menjabat beliau mengungkapkan keinginan agar Guru mampu  menerapkan pembelajaran model deep learning.
Baca Juga: Sudah Ada Asesmen Bakat dan Minat, Ngapain Mundur Pake UN Lagi?