Sikap umum rata-rata pesimis bahwasanya Timnas Garuda akan melenggang sejauh ini, bahkan banyak yang bersikap apriori dengan memprediksi, paling-paling seperti yang sudah-sudah panas di awal, tapi melempem dan gagal total di akhir persaingan dengan hasil yang membuat ulu hati nyeri.
Thailand dan Vietnam selalu menjadi momok menakutkan dan menjegal langkah Timnas Garuda. Timnas Malaysia dan Singapura 'musuh bebuyutan' yang selalu merepotkan dan memandang sebelah mata akan persepakbolaan nasional kita, bahkan silap-silap dengan komposisi pemain dan salah strategi, Filiphina bisa-bisa menjungkalkan timnas kita.
Ironisnya, kita pernah tersungkur di hadapan Myanmar, Kamboja, Brunei, dan saudara muda Timor Leste.
Di kawasan Asia Tenggara timnas kita dianggap bukan siapa-siapa, sekedar singa ompong, bahkan ada yang menyebutkan raksasa tambun yang loyo dan menggelikan, sehingga dipandang sebelah mata.
Baca Juga:Â Menakar Peluang Timnas Garuda Lolos dari Fase Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia
Namun, sebuah tragedi besar menghentak dan membangunkan singa ompong atau raksasa tambun nan lucu itu.
Ya, tragedi kanjuruhan yang dipicu oleh kekecewaan suporter Arema FC saat bersua dengan Persebaya Surabaya. Suporter yang tidak terima dengan kekalahan, turun ke lapangan yang direspon secara berlebihan oleh pihak kepolisian yang menembakkan gas air mata dan menimbulkan kepanikan di antara suporter yang berlarian menuju pintu keluar dalam keadaan sesak napas dan terinjak-injak, mengakibatkan banyak korban jiwa.
Kejadian 1 oktober dua tahun lalu itu menyisakan duka paling dalam. Bagaimana tidak? Jumlah total korban dari tragedi ini mencapai 754 orang, dengan 132 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia dan data suporter meninggal terus diperbaharui, dan pada 24 Oktober 2022, jumlah korban meninggal dilaporkan menjadi 135 orang.
Usai kejadian itu, PSSI melakukan KLB alias Kongres Luar Biasa yang berlangsung di tanggal 16 November 2022 dan menghasilkan nama Erick Thohir menjadi Ketua Umum PSSI menggantikan Mochamad Iriawan.
Pergantian tongkat kepemimpinan juga mengubah wajah Timnas Indonesia dengan bergabungnya pemain-pemain berdarah Indonesia yang berkarir di luar negeri.
Walau banyak mendapatkan tantangan dan kritikan, apalagi dengan tetap mempertahankan coach Shin Tae-yong sebagai pelatih kepala Timnas Garuda, Erick Thohir memulai pekerjaan beratnya untuk membawa kebangkitan persepakbolaan Nasional ke tingkat Asia.